Rabu 19 Dec 2018 22:42 WIB

Rilis Buku Ketahanan Keluarga Berbahasa Arab Pungkasi KMI

Buku berbahasa Arab ini diharapkan menjadi jembatan pemikiran dengan dunia luar.

Ketua MUI Bidang Perempuan Remaja dan Keluarga Amany Lubis menyalami peserta kongres usai memberikan sambutan pada pembukaan kongres muslimah Indonesia ke-2 di Jakarta ,Senin (17/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua MUI Bidang Perempuan Remaja dan Keluarga Amany Lubis menyalami peserta kongres usai memberikan sambutan pada pembukaan kongres muslimah Indonesia ke-2 di Jakarta ,Senin (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Komisi Perempuan Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK MUI) menutup Kongres ke-2 Muslimah Indonesia (KMI) dengan peluncuran buku ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam berbahasa Arab  

Ketua MUI yang membidangi PRK, Prof Amany Lubis , mengatakan peluncuran buku semakin istimewa karena berbarengan dengan momentum kehadiran tokoh-tokoh Muslimah.  

“Kita memanfaatkan kehadiran ibu semua untuk meluncurkan buku ketahanan keluarga dalam perpektif Islam berbahasa Arab,” paparnya di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (19/12). 

Buku berbahasa Arab tersebut baru dicetak beberapa eksemplar saja dan hanya dibagikan kepada para penulis, editor, serta penerjemah.  

Penerjemah buku ini, Prof Nabilah Lubis mengaku, dirinya bahagia sekali saat diminta menerjemahkan. Menurutnya, penerjemahan buku ini ke dalam bahasa Arab menghidupkan kembali semangat menguasai bahasa Arab di Indonesia.  

“Dengan bangga saya terjemahkan ini. Saya terjemahkan dalam waktu sangat singkat karena saya senang dan itu sesuai profesi saya menerjemahkan bahasa Arab,” ucap Guru Besar Filologi UIN Jakarta ini. 

 “Termakasih kepada anakku, Amany Lubis yang punya pikiran menghidupkan bahasa Arab di lingkungan kita, di lingkungan kalian. Saya bahagia sekali,” imbuhnya.  

Selaku penerjemah bahasa Arab kawakan, ia menyinggung kondisi penerjemahan ke bahasa Arab di Indonesia yang kian meredup. 

Menurutnya, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya semangat menerjemahkan ke dalam bahasa Arab itu mengembang. 

Bahasa Arab, lanjutnya, merupakan bahasa wajib untuk memahami agama Islam secara utuh. “Buku yang berbahasa Arab tidak ada wujudnya di negeri ini. Di negara muslim terbesar seolah bahasa Arab tidak dihargai sama sekali,” katanya.  

Guru besar Universitas Ibnu Thufail Maroko, Prof Mariam Ait Ahmed  yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, kehadiran buku berbahasa Arab ini penting untuk lebih membuka pandangan bangsa Arab terhadap Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia. 

Buku ini, lanjut dia, sekaligus menunjukkan bahwa perempuan muslim Indonesia memiliki kemampuan meneliti dan menulis yang tidak diragukan lagi.  

“Buku ini sangat penting dan membuka pandangan dunia Arab terhadap dunia perempuan Indonesia sekaligus menunjukkan bahwa perempuan Indonesia memiliki jiwa meniliti dan menulis,” kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement