REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekarang mari kita temui Qarun. Dulunya, Qarun adalah sosok yang sangat miskin lagi papa. Melihat kondisinya, Na bi Musa pun memberikan dua ekor kambing sebagai modal untuk usaha.
Qarun pun bersungguh-sungguh hingga peternakannya berkembang biak sangat cepat. Ia pun menjelma menjadi seorang saudagar muda dengan kesuksesan luar biasa.
Kunci gudang tempat penyimpanan hartanya saja, harus dibawa oleh 70 ekor unta. Setiap orang yang melihatnya akan mengkhayalkan bagaimana rasanya kalau kesuksesan Qarun bisa tepercik agak secuil kepada mereka.
Sayangnya, harta yang berhasil dikumpulkan Qarun menjadikannya congkak. Ketika Nabi Musa memintanya untuk berzakat, ia menolak. Menurutnya, hartanya adalah hasil jerih payahnya. Akhirnya azab Allah untuknya pun disegerakan di dunia. Ia ditelan oleh bumi bersama seluruh hartanya.
Kesadaran bahwa kesuksesan berasal dari Allah inilah yang harus melekat pada diri setiap Muslim. Seorang petani harus menyadari, Allahlah yang menumbuhkan tanaman hingga ia bisa panen besar.
Seorang pengusaha harus memahami, Allah yang mendatangkan solusi dari berbagai permasalahan bisnis yang ia hadapi. Sehingga, perusahaannya bisa tumbuh dengan baik. Sehingga, ketika kesuksesan telah diraih, ia tidak melupakan Allah.
Ia telah mengikutsertakan Allah sedari awal ia memulai usaha. Ia jadikan Allah tempat bergantung dan bertawakal atas usaha yang telah ia lakukan. Dan ia menjadikan Allah tempat memohon, agar diberikan kemudahan dan kesuksesan. Apabila pertolongan Allah telah datang, maka kesuksesan akan berfungsi menjadikannya lebih dekat kepada Allah.