REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN – Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengajak dan mengingatkan para ulama, umara, TNI, dan Polri agar senantiasa menjaga dan memelihara hubungan tali silaturrahim.
Ryamizard mengatakan, silaturrahim dapat memperkuat persatuan dan kesatuan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai NKRI terpecah belah.
Dia berkeyakinan, ulama dan umara kalau tidak bersatu dan saling menghormati dapat mengakibatkan perpecahan bangsa.
"Saya ingin ulama dan umaro bersatu sesuai dengan tugas dan fungsinya atau kebersamaan masing-masing," kata menghadiri dan memberikan ceramah kebangsaan pada acara Silaturrahim Ulama bersama Umaroh, TNI dan Polri di Pendopo Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (15/12).
Menhan juga mengingatkan tentang ancaman nyata saat ini yang mengancam NKRI. Yakni ancaman yang tujuannya mengubah pemikiran bangsa, contohnya ancaman terorisme dan paham radikalisme.
Menhan ingin semua memiliki pemahaman yang sama terhadap ancaman paham radikal tersebut. Bangsa Indonesia harus waspada terutama terhadap berkembangnya pemikiran paham radikal yang dapat mempengaruhi generasi muda melalui sekolah-sekolah, universitas maupun pesantren. Ini merupakan tugas semua pihak untuk memonitor dan menangkal ancaman tersebut.
"Mengerikan dan tidak masuk akal, bagaimana seorang ibu mengajak anaknya bunuh diri tapi itu terjadi," ujarnya.
Acara silaturrahim ulama dan umara bersama TNI dan Polri diselenggarakan oleh Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman).
Kegiatan silaturrahim merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan untuk mempererat persaudaraan antara ulama, umara, TNI, dan Polri.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Pekalongan Asib Kolbihi, Rais ‘Aam Jatman Habib Luthfi bin Yahya, Danrem 071/ Wijaya Kusuma Kolonel Kav Dani Wardhana, dan Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan.