REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zahra Billoo memilih berjuang dan hidup sebagai aktivis. Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam di Kantor Wilayah San Fransisco Bay Area (CAIR-SF BA) ini kerap menjadi garda terdepan dalam membela hak-hak umat Islam di negeri Paman SAM.
Billoo bergabung dalam organisasi ini sejak 2009. Sejak masuk pertama kali sembilan tahun lalu, Billoo telah melewati enam kali lipat pertumbuhan yang ada. Di CAIR, dia pun ber tugas menga wal pemberdayaan Muslim di Amerika melalui layanan hukum, advokasi legislatif, dan organisasi masyarakat. Sebelumnya pada 2004 Zahra bergabung dengan CAIR di Los Angeles saat menjalani program magang.
Dilansir dari situs resmi CAIR, Zahra telah mengajukan gugatan terhadap Departemen Kehakiman AS, Abercrombie & Fitch, dan South west Airlines. Gugatan ini berkaitan dengan perlakuan diskriminatif yang diterima oleh beberapa muslim Amerika.
CAIR-SFBA juga secara signifikan memperluas kemampuannya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat Muslim di sana tentang hak-hak yang mestinya mereka dapatkan. Edukasi ini di beri kan hampir setiap pekan di masjid-masjid yang berada di Wilayah Teluk San Fransisco.
Pada Januari 2017, Billoo menjadi seorang pembicara dalam Women's March di Washington DC. Dalam orasinya, ia menggugat Presiden AS Donald Trump dan menantang perintahnya yang me nyebut akan menu tup akses bagi umat Islam.
"Saya mendengar banyak komentar berbeda tentang terpilihnya Donald Trump. Beberapa orang takut akan kebijakan apa yang akan ia keluarkan, ada juga yang marah karena sebagian besar negara kita memilih seorang pria yang secara terbuka menya ta kan dirinya rasis dan Islamo fobia," ujar Zahra dikutip di situs Haasinstitute, Selasa (4/12).