REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Prof Zainal Abidin mengemukakan Islam menganjurkan pemeluknya untuk besabar saat mendapat bencana.
"Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita, menganjurkan kepada kita untuk bersabar saat dan menghadapi bencana," ujar dia dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (6/12).
Karena itu, sebut dia, bersabar menghadapi bencana merupakan salah satu sikap yang patut diteladani masyarakat, utamanya Umat Islam.
Suatu bencana, kata dia, dapat diterjemahkan, atau diartikan sebagai suatu ujian atau cobaan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada umat tertentu.
Terkait dengan ujian, dia menjelaskan, patut memanjatkan syukur atau bersyukur karena dibalik ujian, ada nikmat yang besar yang hanya orang-orang tertentu yang mendapatkannya.
"Nabi juga menganjurkan kepada kita, untuk bersyukur atau memanjatkan syukur kepada sang pencipta saat mendapat nikmat," sebut Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu.
Dia contohkan, seperti siswa atau pelajar yang ingin naik kelas. Maka harus mengikuti proses ujian terlebih dahulu.
Hal ini, menurut Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah itu sejalan dengan Firman Allah dalam Alquran bahwa di balik kesengsaraan atau kesusahan, akan ada kemudahan.
"Warga bersabar dan tabah, serta berserah diri pada Allah. Di balik kesengsaraan ada kemudahan," ucap Zainal.
Pernyataan Prof Zainal Abidin itu mengutip Surah al-Insyirah ayat ke-5 yang berbunyi "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan". Kemudian diulangi lagi dalam ayat 6 surah tersebut berbunyi "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".
Karena itu, sebut dia, masyarakat harus sabar dan tabah. Karena apapun atau semua yang bergerak di langit dan bumi tidak terlepas dari kehendak, izin dan aturan sang pencipta.
"Daun saja yang jatuh, tidak terlepas dari ketentuan Allah," sebut Rektor pertama IAIN Palu itu.
Oleh karena itu, kata dia, gempa bumi yang terjadi merupakan bagian dari kehendak Sang Pencipta.
Namun, dia menegaskan, Sang Pencipta tidak benci, tidak marah kepada manusianya yang menempati bumi-nya.
Apapun itu, peristiwa Jumat petang, 28 September 2018 lalu, pasti ada hikmahnya, dan akan dibalas dengan nikmat Allah yang tinggi.
"Karena itu untuk mencapai hikmah dan nikmat itu, sebaiknya kita bersama-sama mendekatkan diri kepada sang pencipta. Meninggalkan segala perbuatan dan tindakan yang bertentangan dengan aturannya," imbuh guru besar pemikiran Islam modern IAIN Palu itu.