Rabu 05 Dec 2018 02:27 WIB

MUI Sarankan Kedubes Arab Silaturahim dengan PBNU

Dubes Saudi menyebut aksi pembakaran bendera dilakukan organisasi yang menyimpang

Rep: Muhyiddin/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan agar Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi mengklarifikasi terkait pernyataan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaibi yang belum lama ini diprotes Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Klarifikasi ini diperlukan agar tidak menimbulkan persoalan baru di Indonesia.

"Baiknya Kedubes klarifikasi dengan cara silaturahim. Agar masalahnya diselesaikan secara musyawarah dan maaf-maafan," ujar Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil Nafis saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (5/12).

Baca Juga

Sebelumnya, PBNU menyesalkan pernyataan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaibi melalui akun twitter pribadinya. Pasalnya, Osamah menyebut aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi yang menyimpang.

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj menyayangkan pernyataan Dubes Saudi tersebut telah melakukan pelanggaran keras diplomatik, yakni mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya. Hal ini, menurutnya, jelas mengganggu hubungan diplomatik RI-Saudi Arabia.

"Atas dasar ini kami menyampaikan protes keras," kata Said Agil dalam pernyataan tertulisnya, Senin (3/12) kemarin.

PBNU memandang Dubes Osamah telah dengan sengaja menyebarkan fitnah dengan menuduh bahwa aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi jamaah almunharifah (organisasi yang sesat atau menyimpang).

"Padahal terkait hal ini, GP Ansor sudah memberikan sanksi kepada oknum yang melakukan pembakaran dan tindakan tersebut keluar dari SOP GP Ansor, bahkan kami keluarga Besar NU menyesalkan kejadian tersebut," kata Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement