REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Kabupaten Sleman terus melaksanakan penguatan pendidikan karakter. Literasi Alquran senantiasa diusung menjadi metode penguatan yang diharapkan dapat menghadirkan nilai-nilai Alquran itu sendiri.
Sebanyak 300 orang guru-guru Raudhatul Athfal (RA) atau setara Taman Kanak-Kanak (TK) Kabupaten Sleman mengikuti penguatan pendidikan karakter. Hal itu dilakukan dengan menulis Alquran.
Penulisan Alquran dilakukan guru-guru RA menggunakan metode follow the line. Agenda itu dilaksanakan tepat pada hari pertama di bulan terakhir tahun ini atau 1 Desember 2018.
Kegiatan diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman. Tujuannya, tidak lain memberikan pendidikan karakter.
Utamanya, bagi guru-guru RA di Kabupaten Sleman dengan literasi Alquran. Kepala Kemenag Kabupaten Sleman, Sa'ban Nuroni menilai, penguatan pendidikan karakter penting bagi guru-guru.
Selain itu, penguatan pendidikan karakter guru-guru dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional. Ia berharap, gerakan literasi menulis ayat-ayat Alquran, mampu memberikan penguatan kepada karakter guru-guru.
Sebab, untuk menulis ayat-ayat Alquran, setiap orang perlu mengikuti peraturan yang ada. Belum lagi, diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam menyelesaikan ayat-ayat Alquran yang ditulis.
"Selain itu, mereka harus mengikuti kaidah penulisan huruf Arab yang memiliki pola berbeda dengan penulisan huruf biasanya yaitu dimulai dari kanan ke kiri," kata Sa'ban, Sabtu (1/12).
Melalui penguatan pendidikan karakter ini, ia berharap gerakan literasi Alquran dapat memberikan keberkahan dalam tiap langkah para guru. Sehingga, ditularkan atau diajarkan kepada siswa dan siswi.
Senada, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Sleman, Ahmad Fauzi menuturkan, secara teknis gerakan literasi dibagi jadi dua gelombang. Sebanyak 300 guru RA menulis ayat-ayat berbeda empat lembar.
Fauzi menjelaskan, penulisan ayat-ayat Alquran itu dilaksanakan selama satu hari penuh. Sehingga, penyelesaian tulisan para guru ini akan selesai semua dalam hari yang sama. "Nantinya akan dikumpulkan dan menjadi satu mushaf," ujar Fauzi.
Kegiatan ini terbilang cukup jarang dilakukan. Sebab, selama ini, penguatan pendidikan karakter lebih banyak diterapkan kepada siswa-siswa mulai TK, SD, SMP sampai SMA-SMA yang ada.
Penguatan sendiri dilaksanakan melalui berbagai cara, sebagian besar lewat lomba-lomba bertemakan Alquran. Mulai dari musabaqah tilawatil Quran, sampai kompetisi-kompetisi menulis Alquran.
Kini, penguatan pendidikan karakter dengan literasi Alquran diterapkan pula kepada guru-guru. Diharapkan, langkah itu mampu menjadikan nilai-nilai Alquran meresapi seluruh elemen pendidikan di Kabupaten Sleman.