REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rumah Zakat terus melakukan aksi peduli bencana untuk membantu memulihkan keterpurukan yang dialami pascagempa Palu. Pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, ribuan rumah rusak dan 82.775 orang terpaksa mengungsi karena kehilangan rumahnya. Hunian sementara menjadi hal yang paling utama yang harus diperhatikan di masa Transisi darurat ini.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut hunian sementara (huntara) yang dibutuhkan di Sulawesi Tengah jumlahnya bisa lebih dari 5000 unit.
Huntara yang dibangun Rumah Zakat di design seperti barak dengan ukuran 3,6 M X 5 M, dengan rangka baja ringan dan dinding Kalsibor dilengkapi juga dengan ventilasi udara, jendela dan pintu. Selain itu di komplek huntara ini juga akan di lengkapi fasilitas pendukung seperti toilet komunal, masjid dan playground.
Untuk menyediakan hunian sementara bagi warga tedampak gempa dan di Sulawesi Tengah, Rumah Zakat tengah membangun 2 komplek Hunian sementara di Palu dan Sigi. Tepatnya di Jl dayo Dara II blok F Kel Talise kec Mantikulore kota Palu dan Jalan Lasoso, Kel. Jono Oge, kec. Sgi Biromaru, kab. Sigi, provinsi Sulawesi Tengah.
Hunian sementara menjadi sangat penting agar para pengungsi bisa mendapat tempat tinggal sementara yang lebih layak daripada tenda pengungsian terlebih lagi saat ini kondisi sudah masuk musim penghujan. Diantara 82.775 pengungsi, banyak anak-anak dan bayi yang mengungsi bersama orangtua mereka.