REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menghafal seluruh ayat Alquran beserta artinya bagi sebagian orang butuh perjuangan. Namun, ada juga yang diberikan keberkahan menghafal Alquran dalam waktu singkat. Salah satunya KH Deden Muhammad Makhyarudin yang mampu menghafal seluruh isi Alquran hanya dalam 56 hari.
Di hadapan para santri dan santriwati Pesantren Tahfiz Alquran Misbahunnur ketika wisuda Alquran, Pimpinan Indonesia Murojaah Foundation ini mengisahkan pengalamannya menghafal kitab suci umat Islam tersebut.
Kiai Deden berkata, agar bisa menghafal Alquran dengan cepat, salah satu syaratnya harus meluangkan waktu minimal delapan jam per hari. "Selain itu memakan makanan yang halal dan berpuasa serta terus berdoa kepada Allah," kata dia.
Ia mengapresiasi pesantren Tahfiz Alquran Misbahunnur yang telah mewisuda 150 orang santri. Menurutnya, wisuda tersebut tergolong langka.
"Ini wisuda yang luar biasa dan langka sekali karena apa? Santri hafal Alquran dengan bisa diuji hafalannya dan itu jarang hari ini. Diharapkan banyak santri yang diwisuda," ujarnya.
Ia menjelaskan, perkembangan tahfiz di Indonesia terus meningkat. Namun, dari hanya sedikit pesantren yang melahirkan hafiz Alquran berkualitas. Di Pesantren Misbahunnur, santri yang hanya hafal satu juz bisa dipertanggungjawabkan.
"Hanya ada pesantren tertentu yang menjaga kualitas. Karena sering kali hanya menghatam Alquran dan ayat-ayatnya lupa. Tapi di sini meski satu juz bisa dipertanggungjawabkan. Ini di sisi lain senang maju membanggakan, tapi harus menjaga kualitas," katanya.
Pimpinan Pesantren Tahfiz Misbahunnur, KH Badrussalam bersyukur Kiai Deden bisa menghadiri wisuda Alquran dan membagi kisahnya kepada para santrinya. "Kami hadirkan untuk memberikan motivasi dan pengalaman rohaninya dan dari sisi apa yang perlu ditempuh agar hafalannya kuat," katanya.
Ponpes yang dipimpinnya itu, kata Kiai Badrussalam, tahun ini mewisuda 150 santri yang berhasil menghafal Alquran dari 1, 5, 10, 15 hingga 20 juz. Mereka juga diuji di hadapan orang tua masing-masing di acara wisuda tersebut dan peringatan Maulid Nabi.
"Sebagai bentuk rasa syukur Maulid Nabi kami lakukan peringatan dengan tahfiz Alquran sekaligus kecintaan kepada nabi dengan cara membaca dan menghafal Alquran," ujarnya ditemui di Pesantren saat wisuda, Selasa (20/11).
Menurutnya, di acara wisuda tersebut pihaknya membacakan Alquran. Kemudian dilanjutkan para santri. Ia menuturkan, mereka akan meneruskan hafalan beserta artinya dengan harapan memahami makna.
Ia menuturkan, para wisudawan diharapkan bisa lebih kuat dan semangat menghafal Alquran. Mereka telah berhasil diuji di hadapan ustaz-ustaz dan santri lainnya.
"Tesnya itu istilah mereka (santri) ada kursi merah. Mereka diuji dihadapan ustaz dan teman-temannya," katanya yang menyebut saat ini pesantren menjadi salah satu benteng yang belum jebol dari tindakan atau perilaku negatif.
Santri dan santriwati Pesantren Tahfiz Alquran Misbahunnur membacakan Alquran dengan cara dihafal di hadapan guru dan orang tua santri.
Pengurus ponpes berharap, para santri tidak hanya sekadar menghafal Alquran, tetapi juga menjaga dan berkarakter Alquran. Sebab, kata dia, hal tersebut yang diinginkan Allah.
"Barang siapa membaca Alquran dan menghafal dan mengamalkannya selain (tahfiz) selamat di akhirat maka dia akan menyelamatkan 10 orang keluarganya," imbuh Kiai Badrussalam.
Salah seorang santri, Ana Meliana dari Pekalongan mengaku bersyukur bisa menghafal Alquran 15 juz. Menurutnya, ia menghafal 15 juz selama 2,5 tahun.
"Kita baca dulu satu halaman, bisa tiga kali. Tiap ayatnya dihafal tiga sampai lima kali. Sehari kadang bisa sampai empat lembar halaman. Alhamdulillah senang bisa 15 juz hafal," katanya.