REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, berencana mewisuda 500 mahasiswa strata satu dan dua dari berbagai fakultas dan jurusan pada akhir November 2018 atau pascagempa dan tsunami menerjang kampus tersebut.
"Target awal kami untuk peserta wisuda yaitu 300 orang. Namun, hingga saat ini formulir pendafaran yang telah tercetak dan terisi yakni sekitar 500," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Palu, Dr H Abidin Djafar, di Palu, Kamis (22/11).
Abidin mengaku pelaksanaan wisuda 2018 berjalan belum sesuai dengan kalender akademik, yang seharusnya dilaksanakan pada September lalu.
Hal itu dikarenakan beberapa faktor. Pertama, pada September IAIN Palu melangsungkan kegiatan konferensi internasional bertajuk Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) XVIII.
Kegiatan konferensi internasional itu menghadirkan beberapa pembicara dan pakar tentang studi pendidikan Islam dari beberapa negara dan dalam negeri, pada tanggal 17-20 September di Palu.
Setelah menyelenggarakan kegiatan internasional itu, yang dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, IAIN Palu mulai mempersiapan pelaksanaan wisuda.
Akan tetapi, diluar dari nalar dan dugaan manusia. Bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi menghantam Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
IAIN Palu, perguruan tinggi Islam negeri itu menjadi salah satu yang terdampak cukup parah atas peristiwa tsunami pada Jumat 28 September 2018 petang.
"Karena itu kemudian pelaksanaan wisuda bergeser dari kalender akademik kurang lebih dua bulan dari September. Wisuda baru akan dilaksanakan pada akhir November sekitar 30 November," ujar Abidin.
Abidin mengatakan, sampai saat ini panitia terus berupaya memenuhi kebutuhan untuk kesuksesan pelaksanaan wisuda mulai dari perlengkapan dan seterusnya.
"Persiapan kita untuk wisuda hampir memasuki 75 persen. Panitia terus bekerja, begitu juga tim penguji skripsi dan tesis terus aktiv dan menguji mahasiswa," urai Abidin.