REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam sedunia hari ini memperingati kelahiran atau maulid Nabi Muhammad SAW. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, peringatan Maulid Nabi menjadi ikhtiar umat untuk mengekspresikan rasa syukur, gembira dan cinta karena jasa besar sang Nabi tercinta untuk manusia dan kemanusiaan.
Menurut Menag, rasa cinta akan memberikan energi positif untuk mengikuti jejak langkah orang yang dicintai. Cinta itu pula yang akan meleburkan dalam kebersamaan. "Salah satu rahasia kesuksesan dakwah Nabi adalah kepemimpinan yang berlandaskan cinta kepada sesama, penuh kasih sayang dan lemah lembut, dalam bingkai semangat persaudaraan," kata Lukman kepada Republika melalui keterangan tertulis, Selasa (20/11).
Ia menerangkan, sifat lembut bukan penanda lemah, justru di situ tersimpan kekuatan. Sifat lemah lembut melahirkan simpati sehingga orang akan mendekat dan merapat kepadanya. Sifat kasih sayang dan lemah lembut Nabi menjadi magnet bagi banyak orang. Bahkan mengubah lawan menjadi kawan.
Ia menambahkan, indikator kuatnya keimanan seseorang, salah satunya terlihat dari rasa kepedulian sosial. Keimanan sejati harus dibuktikan dengan cinta kepada sesama dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. "Beragama tanpa rasa dan nilai kemanusiaan akan membuatnya hampa," ujarnya.
Melalui spirit Maulid Nabi, Menag mengajak umat untuk membangkitkan kembali rasa kemanusiaan. Maka hati dan jiwa perlu dibangkitkan dari keterpurukan dan kegelapan akibat keakuan, keangkuhan serta cinta dunia, baik dalam rupa popularitas, kedudukan, gila hormat, sifat rakus dan lainnya.
"Mari kita beragama dengan cinta dan kasih kepada sesama, beragama tanpa cinta akan hampa tak bermakna, sebaliknya, bercinta tanpa agama tak akan kekal bahagia," ujarnya.