REPUBLIKA.CO.ID, MAJALAYA— Banyak cara dilakukan umat Islam untuk memeringati maulid Nabi Muhammad SAW. Di Kecamatan Majalaya, Solokanjeruk, Paseh, Ibun, Ciparay, Pacet, Kertasari dan Baleendah mengikuti jalan sehat di alun-alun Majalaya, Ahad (18/11), sebanyak 6.000 santri mengikuti jalan sehat.
Uniknya, kegiatan yang berlangsung di alun-alun Majalaya, ini para santri jalan sehat dengan menggunakan sarung. Tak hanya jalan sehat, mereka juga membacakan ikrar santri.
Dalam kegiatan yang merupakan rangkaian Festival Marawis dan Hadroh 2018 yang diinisiasi Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), para santri datang dari sekitar 150 pondok pesantren dan majelis taklim.
"Alhamdulillah, santri memakai produk mereka (sarung), mereka bangga terhadap sarung," ujar tokoh pesantren sekaligus Anggota DPR RI, Cucun Ahmad Syamsyurijal, Ahad.
Menurut dia, para santri sudah terbiasa bergaya dengan sarungan namun tidak ketinggalan. Mereka juga mampu melangkah dibanding bukan kaum-kaum sarungan. "Santri sangat antusias mengikuti kegiatan ini," ungkapnya.
Dia mengatakan, jalan sehat sarungan dilakukan juga untuk mengenalkan kembali sarung kepada masyarakat. Apalagi Majalaya merupakan sentra sarung terbesar di Indonesia dan sarung dikenal sebagai identitas bangsa Indonesia.
Dia meyakini jika senantiasa menggunakan produk dalam negeri terutama sarung. Kebutuhan sarung akan lebih meningkat dan Majalaya akan bangit lagi. "Ini (Majalaya) adalah kota produsen sarung untuk dunia, bukan hanya nasional,” tutur dia.
Cucun menambahkan, saat ini pasar sarung di Majalaya sudah menurun. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan lokal saja relatif susah termasuk untuk ekspor.
Ketua PCNU Kabupaten Bandung Asep Jamaludin mengatakan dengan kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat santri Indonesia.
Menurutnya, Indonesia dibebaskan dari penjajah oleh santri di antaranya Perang 10 November dilatar belakangi dengan Resolusi Jihad 22 Oktober.