Jumat 16 Nov 2018 03:07 WIB

Dukungan Pembangunan Rumah Tahfizh di Sulteng Terus Mengalir

Rumah Tahfizh sebagai upaya pemulihan trauma korban bencana.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Esthi Maharani
Askar Kauny membangun rumah tahfizh darurat di Desa Lende Tovea Kecamatan Sirenje Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi Selasa (13/11).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Askar Kauny membangun rumah tahfizh darurat di Desa Lende Tovea Kecamatan Sirenje Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi Selasa (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU--Pembangunan rumah tahfizh di lokasi bencana Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mengalir. Proses pembangunan rumah tahfizh yang digagas Askar Kauny ini ditujukan sebagai upaya pemulihan trauma korban bencana.

'' Dukungan untuk pembangunan rumah tahfizh terus mengalir,'' ujar Ketua Yayasan Askar Kauny Bobby Herwibowo kepada Republika, Kamis (15/11). Keberadaan rumah tahfizh darurat ini tersebar di sejumlah titik di Sulteng.

Di antaranya di Pesantren An Nur Buuts di Kota Palu. Selain itu di Desa Linde Tovea Kecamatan Sirinje Kabupaten Donggala.

Menurut Bobby, pembangunan rumah tahfizh darurat ini sebagai upaya pemulihan trauma atau trauma healing kepada korban bencana terutama santri dan pelajar dengan pendekatan Alquran. Di mana para santri dikenalkan menghapal Alquran dengan cara yang mudah semudah tersenyum.

Bobby menerangkan, pembangunan rumah tahfizh ini mendapatkan dukungan dari sejumlah donatur baik perorangan maupun lembaga. Miisalnya dari PD Pasar Jaya, Serikat Pedagang Pribumi Sejahtera, dan Persatuan Pedagang Pasar Senen.

Ketua Umum Serikat Pedagang Pribumi Sejahtera (SPPS) Ismail Nursaleh mengatakan, para pedagang dalam SPPS memberikan dukungan untuk pembangunan rumah tahfizh darurat. '' Kami ingin memberikan kontribusi dalam membantu korban bencana di Sulteng,'' ujar dia.

Perwakilan dari SPPS kata Ismail, langsung mendatangi lokasi bencana untuk mengawal proses pembangunan rumah tahfizh darurat. Hal ini juga untuk melihat kondisi lokasi bencana di Palu, Sigi, dan Donggala bersama para relawan Askar Kauny.

Selepas dari Palu ungkap Ismail, secara organisasi akan memberikan instruksi kepada seluruh binaan pedagang baik pedagang kaki lima (PKL), kelontong dan pedagang pasar yang berjumlah 235 ribu orang di Jakarta. Rencananya mereka akan melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Sulteng yang akan disalurkan ke Yayasan Askar Kauny.

Ismail menuturkan, SPPS juga akan membangun hubungan sinergis bersama gubernur dan bupati/wali kota di Sulteng. Terutama akan menjalin kemitraa strategis dalam rangka mengembalikan atau membangkitkan ekonomi di Sulteng. Targetnya agar pelaku UKM dapat ditata dan dibina serta diberdayakan sesuai dengan ketentuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement