REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan bangunan. Salah satunya Masjid Baiturrahman yang berlokasi di Palu Grandmall Kota Palu yang rusak parah. Pada saat bencana terjadi, kubah masjid yang berwarna hijau roboh dan menimpa sejumlah jemaah yang akan melaksanakan shalat magrib.
Akibatnya banyak jemaah masjid yang meninggal tertimpa reruntuhan. Kondisi tersebut menyebabkan trauma bagi sebagian warga sehingga banyak yang masih enggan datang ke masjid. Namun, kondisi itu perlahan berubah.
''Saat ini warga mulai bangkit kembali untuk shalat berjamaah di masjid,'' ujar pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Baiturrahman H Hasman kepada Republika Selasa (13/11) pagi. Hal ini disampaikan disela-sela kunjungan pimpinan Yayasan Askar Kauny Ustad Bobby Herwibowo ke Palu dalam kegiatan peduli Palu, Sigi dan Donggala.
Suasana shalat subuh berjamaah di lokasi darurat di Masjid Baiturrahman Kota Palu Sulawesi Tengah Selasa (13/11) (Riga Nurul Iman / Republika)
Hasman mengatakan, bencana yang terjadi pada 28 September 2018 lalu tersebut memang memberikan dampak besar pada masjid karena sebagian besar bangunan rusak. Namun warga berinisiatif secara swadaya membangun atap sementara di lokasi masjid yang rusak. Kini aktivitas shalat berjamaah pun mulai lagi ramai dengan jemaah. Bahkan sudah dua kali warga bisa menggelar shalat jumat di sana.
Imam Masjid Baiturrahman Kota Palu M Dedi Asy'ari mengatakan, gempa dan tsunami menyebabkan bangunan masjid rusak dan memerlukan perbaikan dengan dana yang cukup besar.
''Namun dalam kondisi darurat seperti saat ini masjid masih bisa digunakan untuk beribadah,'' imbuh dia.
Meskipun kata Dedi, tempat untuk shalat berada di atas tenda dan atap sementara. Namun jemaah tetap merasa nyaman untuk beribadah di masjid tersebut.Dedi menerangkan, ia seringkali mengajak warga untuk kembali melakukan shalat berjamaah di masjid. Ajakan ini pun mulai direspon dengan hadirnya jemaah untuk menjalankan ibadah di masjid.
Suasana shalat subuh berjamaah di lokasi darurat di Masjid Baiturrahman Kota Palu Sulawesi Tengah Selasa (13/11) (Riga Nurul Iman / Republika)
Ketua Yayasan Askar Kauny Bobby Herwibowo mengatakan, bencana yang terjadi di Palu dan daerah sekitarnya memberikan hikmah tersendiri bagi manusia. Terutama agar selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama dan menjauhi segala larangannya.
Menurut Bobby, warga Palu mulai membangkitkan kembali gerakan shalat berjamaah di masjid. Meskipun beribadah dalam keterbatasan sarana karena kerusakan akibat bencana.