Ahad 11 Nov 2018 20:24 WIB

Rembang Masih Alami Krisis Air Bersih, ACT Salurkan Bantuan

Enam bulan wilayah ini nyaris tak terguyur air hujan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Maman Sudiaman
Krisis air bersih (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Krisis air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebagian wilayah Jawa Tengah mulai diguyur hujan, memasuki bulan November ini. Bahkan di sejumlah daerah, intensitas hujan kian meningkat, memasuki pekan kedua. Namun tidak demikian halnya dengan Kabupaten Rembang. Curah hujan di daerah paling timur Provinsi Jawa Tengah tersebut hingga saat ini masih sangat minim.

Akibatnya, dampak musim kemarau masih dirasakan oleh warga di Kabupaten Rembang ini. Terutama di wilayah Desa Pranti, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Tak pelak, ratusan kepala keluarga (KK) yang ada di desa ini masih kesulitan untuk mengakses air bersih untuk keperluan sehari- hari, setelah enam bulan tidak pernah diguyur hujan.

"Beberapa hari yang lalu, sempat turun hujan, tapi cuma sebentar dan intensitasnya kecil," ungkap Kades Pranti, Dahlan melalui sambungan telepon, Ahad (11/11).

Ia mengungkapkan, dampak musim kemarau hingga saat ini masih dirasakan warganya, terutama dengan ketersediaan air bersih untuk kebutuhan harian. Sehingga, untuk mengakses air bersih warganya sangat mengandalkan bantuan (dropping) dari BPBD setempat maupun dari pihak lain yang ikut membantu.

Tak terkecuali bantuan dari lembaga sosial maupun lembaga pengelola zakat. "Setiap bantuan air bersih dibagi merata sehingga jangan sampai ada warga yang tidak mendapatkan," tambahnya.

Perihal sulitnya warga dalam mengakses air bersih diamini oleh Giyanto, Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Tengah. Kemarau panjang yang melanda wilayah Kecamatan Sulang, khususnya di Desa Pranti mengakibatkan sumur- sumur warga mengering dan sungai di sekitar desa airnya tidak lagi mengalir.

"Hujan yang sempat turun belum cukup membuat sumur warga kembali terisi, sungai pun juga masih belum mengalir, alhasil air bersih masih sangat sulit disini," jelasnya.

Guna membantu warga Pranti, Aksi Cepat Tanggap Jawa Tengah (ACT Jateng) bersama MRI telah menyalurkan bantuan air bersih kepada warga desa ini. "Bantuan sebanyak tiga tangki (18 ribu liter) air bersih ini difokuskan untuk mengatasi dampak bencana kekeringan di dua wilayah RT terparah di Desa Pranti," jelasnya.

 

Dahlan menambahkan, kondisi geografis Desa Pranti menjadikan wilayah ini sebagai salah satu desa langganan kekeringan. Pada saat musim kemarau, antrian ratusan jeriken, ember dan wadah pengangkut air lainnya menjadi pemandangan yang lumrah  disaksikan di halaman masjid maupun mushala desa.

"Bukannya kita tidak mau berusaha, kami dulu sudah berupaya membuat sumur bor sedalam 50 meter namun tetap saja air tidak bisa keluar," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement