REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Kepikunan identik dengan lansia secara umum, namun tidak demikian bagi Mbah Tatik panggilan akrab Sri Hartati. Nenek yang berusia 70 tahun lebih ini, mengisi waktu-waktu setiap harinya dengan terus berkarya.
Beberapa waktu lalu, Fasilitator Desa Berdaya Dian Susana bersilaturahim ke rumah Mbah Tatik yang hidup sebatang kara. Ba'da shalat Isya Mbah Tatik baru bisa ditemui disela-sela aktivitasnya bersama para lansia yang lain. Rumah mbah Tatik yang berukuran kurang lebih 6 m X 12 m, disulap menjadi rumah inspirasi Pondok Lansia Berkarya.
"Fokus kegiatan dari Pondok Lansia Berkarya ini adalah, membuat kerajinan tangan rajut. Dengan merajut dan mengembangkan model, maka otak akan terus bekerja, ketika otak bekerja, kita akan produktif dan kepikunan tertunda," ujar Mbah Tatik.
Ketika memasuki rumah Mbah Tatik, di dalam sebuah ruangan, Fasilitator Desa Berdaya Ngadirojo Pacitan disuguhi pemandangan hasil karya rajutan keterampilan tangan seperti tas rajut, dompet, vas bunga, dan lainnya. Pondok Lansia Berkarya beranggotakan enam orang.
Meskipun belum memiliki jadwal rutin berkarya di Pondok Lansia Berkarya, namun para lansia terus berkarya di rumah masing masing. Mbah Tatik sebagai motor penggerak para lansia mengucapkan terima kasih banyak mewakili para lansia kepada Rumah Zakat, yang sudah mendukung memberikan stimulan, sehingga para lansia semakin semangat untuk berkarya.
"Alhamdulilah, saya bersyukur ada Rumah zakat yang memberikan stimulan, semoga support Rumah Zakat terus berlanjut," ujar Mbah Tatik seperti dalam siaran pers Rumah Zakat.