REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) turun membantu masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang tempat tinggalnya terendam banjir akibat luapan Sungai Pesanggrahan sejak Selasa (6/11) lalu. ACT berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR untuk mendata kebutuhan para pengungsi, koordinasi tersebut dipusatkan di posko gabungan yang berada di Kecamatan Cipatujah.
"Kami akan dirikan posko di Culamega. Besok kan akan datang 5 personil tambahan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di Bandung," kata Koordinator Tim Emergency Response ACT Tasikmalaya, Fauzi, dalam keterangan pers yang diterima Rabu (7/11).
Tim gabungan ACT, BPBD, dan tim SAR sudah mendata banyak warga Culamega mengungsi ke rumah saudara yang tidak terkena banjir. Menurut data BPDB Kabupaten Tasikmalaya, seperti yang dikutip oleh ACT, Kecamatan Culamega menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir. Air setinggi dua meter merendam rumah warga, juga menyebabkan longsor yang menewaskan dua orang.
Banjir di Tasikmalaya melanda tiga kecamatan yaitu Culamega, Cipatujah dan Karangnunggal. Data tim ACT per Selasa malam, terdapat enam warga di tiga kecamatan tersebut yang hanyut, lima orang sudah ditemukan sementara seorang lagi masih dicari.
Saat ini para pengungsi membutuhkan makanan siap santap, pakaian, selimut, obat-obatan, perlengkapan kebersihan dan mesin steam untuk membersihkan rumah dan fasilitas umum.