REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki keturunan adalah dambaan tiap pasangan suami istri. Hal penting yang mesti ditanamkan oleh kedua pasangan adalah tidak ada perbedaan antara anak laki-kali dan perempuan.
Jenis kelamin apa pun yang diberikan Allah SWT sepatutnya diterima dan disyukuri sebagai sebuah nikmat. Mengapa hal ini penting ditekankan?
Menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, dalam kitabnya yang berjudul Tuhfat al-Maudud bi Ahkam al-Maulud, poin ini penting disadari agar terhindar dari pola pandang dan paradigma yang berlaku di masyarakat Arab Jahiliyah waktu itu.
Bagi masyarakat Jahiliyah, kehadiran anak perempuan dianggap sebagai aib dan perkara yang sama sekali tidak menggembirakan, jauh dari harapan.
Padahal, apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah, jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. (QS az-Zukhruf [43]: 17). Tetapi, secara tegas pola pikir keliru tersebut ditepis dalam Islam.
Kehadiran anak perempuan bukan perkara yang menyedihkan. Sebab, laki-laki mempunyai kedudukan sama di hadapan agama. Inilah mengapa, dalam analisa Ibnu Qayyim, perempuan didahulukan oleh Allah dalam ayat ke-49 dalam surah as-Syura.
Ayat tersebut menegaskan bahwasanya Dia memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki pula. Pendahuluan ini, menurut Ibnu Qayyim, bukan hampa makna.
Allah hendak menekankan bahwa perempuan yang kerap dinistakan oleh masyarakat Jahiliyyah ternyata dipandang terhormat tak ubahnya lelaki. Penghormatan atas perempuan juga ditegaskan di berbagai hadis Rasulullah.
Ibnu Qayyim menyebutkan beberapa di antaranya hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik. Rasulullah bersabda: Barang siapa yang mengurus dua anak perempuan hingga baligh, dia akan datang kelak di hari kiamat bersamaku (Muhammad SAW) seperti ini (sambil mengisyaratkan kedua jarinya saling berdekatan).
Dalam riwayat lain, dari Aisyah disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa yang diuji dengan anak perempuan karena suatu hal lalu dia bersabar, mereka (anak perempuan) akan menjadi penghalang dari api neraka.”