REPUBLIKA.CO.ID, Kisah kepakaran Mbah Fadhol, nama panggilan dari KH Abu al-Fadhol, tokoh kharismatik asal Tuban Jawa Timur, memang cukup masyhur di kalangan pesantren. Ratusan karya telah berhasil dia tulis. Salah satunya adalah kitab dengan judul Al-Kawakib al-Lamma’ah.
Kitab ini mendapat respons sangat cukup bagus tidak hanya di kalangan ulama lokal, tetapi juga internasional. Karya ini mendapat pengakuan memuaskan dari para kiai Nahdliyin yang hadir pada Muktamar ke-23 Nahdlatul Ulama di Jawa Timur.
Tak berhenti di situ saja, bahkan mereka sepakat membentuk tim kajian tashih khusus untuk kitab ini. Pertemuannya berlangsung di Denanyar, Jombang, pada pertengahan Mei 1964.
Hadir dalam forum ini sejumlah tokoh NU terkemuka, antara lain KH Bisri Syansuri, KH Turaihan Ajhuri dari Kudus, Syekh Abdul Majid dari Palembang, Syekh Muhammad al-Baqir Marzuki dari Jakarta, dan KH Abdul Jalil Hamid dari Kudus. Nama terakhir ini merupakan penulis pengantar dalam kitab yang berjudul lengkap al-Lamma’ah fi Tahqiq al-Musamma bi Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah.
Karya Mbah Fadhol ini berisi pembahasan tentang mengidentifikasi siapa yang disebut dengan golongan ahlus sunnah wal jamaah (Aswaja)? Yaitu mereka yang mempertahankan sunah Rasulullah, jalan para sahabat dalam soal akidah agama, ritual fisik, dan olah spiritual. Mereka adalah yang mendalami teologi, fikih, hadis, dan tasawuf.
Mengutip penjelasan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya, Mbah Fadhol mengatakan, perbedaan di kalangan para mujtahid tentu hal yang tak bisa dihindari sebab perbedaan pengetahuan dan analisis mereka. Semula memang banyak pilihan mazhab dalam fikih, namun akhirnya tersisa empat saja.
Keempat ini lalu menjadi persoalan dasar dalam agama. Keempat imam mazhab tentu bukan orang sembarangan, mereka memiliki kompetensi tidak hanya bidang fikih, tetapi juga akidah, hadis, dan olah batin, tetapi fokus mereka ke fikih karena pada masa itu memang diskursus kajian fikih berada pada titik puncaknya.
Hingga muncul dua imam teolog yaitu Abu al-Hasan al-Asy’ari yang bermazhab Syafi’i dan Abu Manshur al-Maturidi yang bermazhab Hanafi.
Tak hanya kitab ini, Mbah Fadhol juga mengarang kitab yang berkualitas. Di antaranya Tashil al- Masalik Syarh Alfiyah Ibnu Malik, Kasyf at-Tabarih fi Shalat at-Tarawih, Kifayah at-Thullab, Ahl Musamarah fi Hikayat al-Awliya’ al-Asyarah, dan Durr al-Farid fi ‘Ilm Tauhid.