Senin 29 Oct 2018 14:24 WIB

Mengenal Universitas Sankore

Para sarjana Universitas Sankore dituntut menjaga nilai-nilai Islam.

Muslim Mali berjalan menuju Masjid Sankore, salah satu situs yang jadikan warisan dunia oleh UNESCO.
Foto: AP Photo/Harouna Traore
Muslim Mali berjalan menuju Masjid Sankore, salah satu situs yang jadikan warisan dunia oleh UNESCO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pendidikan banyak menopang perkembangan peradaban Islam. Dan ternyata, lembaga semacam itu tak hanya ada di kota-kota yang selama ini dikenal sebagai pusat pendidikan. Seperti, Mesir atau Baghdad. Tapi, lembaga pendidikan serupa juga berkembang di Kota Sankore, Timbuktu.

Kini, Timbuktu masuk wilayah Mali. Nama lembaga pendidikan ternama di sana adalah Universitas Sankore. Universitas ini menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan penting di sana. Bahkan, dianggap lembaga intelektual terbesar khususnya bagi warga Mali, Ghana, dan Songhay.

photo
Muslim Mali berjalan menuju Masjid Sankore, salah satu situs yang jadikan warisan dunia oleh UNESCO.

Terutama, selama abad ke-12 hingga ke-16. Pada masa tersebut, Universitas Sankore menjadi penanda kemajuan peradaban Islam di wilayah tersebut. Walaupun harus diakui, pamornya tak secemerlang Universitas Al Azhar, Al-Qarawiyyin, dan Qurtuba.

Universitas Sankore ini juga dikenal Universitas Timbuktu, yang terletak di timur laut distrik Timbuktu. Universitas ini berada di dalam wilayah Masjid Sankore yang didirikan pada 989 Masehi oleh Hakim Ketua Timbuktu, Al-Qadi Aqib ibn Mahmud ibn Umar.

Ibn Umar membangun pelataran Masjid Sankore, seperti pelataran Ka'bah di Makkah. Seorang perempuan Mandika yang kaya bersedia untuk memberikan sebagian hartanya untuk membiayai operasional Universitas Sankore, yang ada di dalam wilayah masjid tersebut.

photo
Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.

Hingga kemudian, Universitas Sankore menjadi sebuah pusat pendidikan terkemuka dan dikenal di seluruh penjuru dunia. Apalagi, Timbuktu sebelumnya telah dikenal sebagai tujuan atau tempat perhentian bagi para pedagang dari Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sebagian besar pedagang dari Timur Tengah beragama Islam dan kenyataan ini membuat masjid di Timbuktu, termasuk masjid yang ada di Sankore, banyak dikunjungi mereka. Bahkan, perpustakaan dibangun di masjid-masjid, yang sarat dengan koleksi buku dari seluruh dunia Muslim.

Tak heran jika Masjid Sankore tak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga menjadi pusat belajar. Kondisi semacam inilah yang kemudian membuat tumbuh sebuah universitas di dalam Masjid Sankore. Banyak mahasiswa yang menimba ilmu di sana.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement