Ahad 28 Oct 2018 00:27 WIB

Soal Bendera, Persis: Sikap Pimpinan Ormas Menyejukkan

Persis mengajak semua pihak berjiwa besar dan tidak terprovokasi

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Mantan Rais Aam PBNU KH. Ma'ruf Amin usai memberikan keterangan usai menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan organisasi masyarakat Islam di Jakarta, Jumat (26/10). Pertemuan tersebut membahas kesepakatan sikap bersama pimpinan ormas Islam terkait kasus pembakaran bendera kalimat Tauhid di Limbangan, Garut.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Mantan Rais Aam PBNU KH. Ma'ruf Amin usai memberikan keterangan usai menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan organisasi masyarakat Islam di Jakarta, Jumat (26/10). Pertemuan tersebut membahas kesepakatan sikap bersama pimpinan ormas Islam terkait kasus pembakaran bendera kalimat Tauhid di Limbangan, Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS), Ustadz Jeje Zaenudin mengapresiasi lima pernyataan sikap yang dihasilkan dari pertemuan pimpinan ormas Islam dan tokoh agama di Rumah Dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (26/10) malam. 

Menurut Ustadz Jeje, lima pernyataan sikap tersebut menyejukan dan diyakini akan dapat meredam konflik di tengah umat. 

"Kita mendukung (pernyataan pimpinan ormas). Karena wakil PP Persis termasuk yang hadir pada acara tersebut," ujar Ustadz Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (27/10). 

Menurut dia, PP Persis sangat prihatin dan menyesalkan kejadian pembakaran bendera tersebut karena bisa berimbas terhadap adanya aksi saling menunjukkan kekuatan massa antar kelompok. 

Karena itu, PP persis mengajak semua pihak sama-sama menyikapinya dengan pikiran jernih dan jiwa yang tenang. "Maka diharapkan agar pelaku dengan jiwa besar memaafkan dan minta maaf dan semua pihak dapat saling memahami dan memaafkan satu sama lain," kata Ustaz Jeje. 

Selain itu, Ustadz Jeje juga mengapresiasi pihak kepolisian yang telah cepat menangkap pelaku pembakaran, pembawa bendera, dan yang mengunduh media tersebut dan media sosial untuk diperiksa dan dimintai keterangan. 

Selanjutnya, dia meminta pihak kepolisian bertindak adil dalam penegakan hukum sesuai dengan peraturan perundang undangan "Kami juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak terpancing dan terprovokasi," ucapnya. 

Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menggelar pertemuan dengan pimpinan ormas-ormas Islam di kediaman dinas, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (26/10) malam. 

Ada lima poin kesepakatan yang tercantum dalam pernyataan bersama terkait insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Berikut lima kesepakatan pimpinan ormas dan tokoh agama tersebut:

  1. Para pemimpin ormas Islam mengingatkan bahwa bangsa Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah bangsa selalu diselesaikan dengan musyawarah dan saling pengertian, serta tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan kearifan dan nilai luhur bangsa.
  2. Para pimpinan ormas Islam yang hadir, menyesalkan terjadinya pembakaran bendera di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, dan sepakat untuk menjaga suasana kedamaian serta berupaya meredam situasi agar tidak terus berkembang ke arah yang tidak diinginkan.
  3. Dalam upaya menyelesaikan dan mengakhiri masalah ini, oknum yang membakar dan membawa bendera telah menyampaikan permohonan maaf. Pimpinan GP Anshor dan Nahdlatul Ulama menyesalkan peristiwa tersebut, dan telah memberikan sanksi atas perbuatan yang melampaui prosedur yang telah ditetapkan dan berharap tidak terulang kembali.
  4. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandengan tangan, menolak segala bentuk upaya adu domba, dan pecah belah. Mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri agar tidak lagi memperbesar masalah. Khususnya kepada segenap Umat Islam marilah kita bersama-sama mengedepankan dakwah Islam yang bil hikmah wal mauidzatil hasanah.
  5. Apabila terdapat pelanggaran hukum di dalam peristiwa ini, diserahkan kepada Polri untuk menyelesaikan berdasarkan hukum yang berlaku. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement