REPUBLIKA.CO.ID, OLEH: Ratna Ajeng Tejomukti
Suatu hari, Rasulullah SAW menceritakan kisah pertemuan antara Nabi Adam AS dan Nabi Musa AS kepada para sahabat. Pertemuan antara kedua Nabi itu terjadi ketika Rasulullah SAW melakukan Isra Mi'raj.
Keduanya bertemu atas permintaan Musa. Ketika itu, Rasulullah bersama para Nabi melaksanakan shalat berjamaah di malam Isra. Rasulullah SAW menjadi imam shalat tepat di Masjid Al Aqsa.
Saat Mi'raj ke Sidratul Muntaha, Rasulullah berbincang dengan keduanya. Tak hanya berbicara dengan Rasulullah, Nabi Musa juga ingin berbicara dengan Nabi Adam, bapak seluruh manusia. Kedua Nabi yang diutus Allah SWT itu pun berbincang. Nabi Musa sempat menyalahkan Nabi Adam yang melakukan dosa, sehingga anak cucunya harus hidup di dunia.
Namun Nabi Adam memberikan alasan yang membuat Nabi Musa terdiam. Dalam buku Kisah-Kisah Shahih dalam Alquran dan Sunnahkarya Umar Sulaiman Al-Asyqor disebutkan, hadis tentang kisah pertemuan Musa dan Adam ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim yang berasal dari Abu Hurairah.
Musa berkata, Kamu adalah Adam yang diciptakan oleh Allah dengan `tangan'-Nya. Dia meniupkan ruh padamu, Dia memerintahkan Malaikat sujud kepadamu, dan Dia mengizinkanmu tinggal di surga. Kemudian gara-gara kesalahan, kamu menjadikan manusia diturunkan ke bumi.
Adam menjawab, Kamu adalah Musa yang dipilih Allah dengan risalah dan kalam-Nya. Dia memberimu lauh (kepingan kayu atau batu) yang berisi penjelasan tentang segala sesuatu. Dia telah mendekatkanmu kepada-Nya sewaktu kamu bermunajat.
Berapa lama kamu mendapatkan Allah telah menulis Taurat sebelum aku diciptakan?
Musa menjawab, Empat puluh tahun.
Adam bertanya, Apakah di sana tertulis, `Dan durhakalah Adam kepada Allah dan sesatlah dia. (QS Thaha:121)' Musa menjawab, "Ya."
Adam berkata, 'Apakah kamu menyalahkanku hanya karena aku melakukan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah empat puluh tahun sebelum Dia menciptakanku?"
Rasulullah Shallallahu `alaihi wa Salam bersabda, "Adam mengungguli argumen Musa."