Jumat 26 Oct 2018 17:00 WIB

Sejarah Penting Masjid Al-Ghamamah

Di Masjid inilah Rasul mendirikan shalat Idul Fitri atau Idul Adha.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Jamaah melintasi Masjid Ghamamah tak jauh dari Masjid Nabawi di Madinah, Kamis (26/7). Masjid tersebut berlokasi di tempat Rasulullah SAW melaksanakan shalat meminta hujan yang kemudian memicu berkumpulnya awan (ghamamah) di langit Madinah kala itu.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah melintasi Masjid Ghamamah tak jauh dari Masjid Nabawi di Madinah, Kamis (26/7). Masjid tersebut berlokasi di tempat Rasulullah SAW melaksanakan shalat meminta hujan yang kemudian memicu berkumpulnya awan (ghamamah) di langit Madinah kala itu.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pelaksanaan shalat hari raya disunnahkan untuk dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid. Sebab, yang demikian itulah dilakukan Rasul SAW setiap tiba hari raya.

Dan, salah satu tempat yang biasa digunakan oleh Rasulullah SAW mendirikan shalat Id adalah di lapangan yang terletak di kawasan al-Manakha. Lokasi ini terletak sekitar 300 meter dari Masjid Nabawi.

Sebagai bentuk penghormatan atas kebiasaan Rasul SAW mendirikan shalat di tempat tersebut, didirikanlah sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al-Mushalla, yakni masjid tempat shalat. Di Masjid inilah Rasul mendirikan shalat Idul Fitri atau Idul Adha.

Abu Hurairah berkata, Setiap kali Rasulullah melalui Al-Mushalla, Baginda akan menghadap ke arah kiblat dan berdoa.

Masjid Al-Musalla yang sekarang dikenal sebagai Masjid Al-Ghamamah terletak di sebelah timur Madinah, yaitu berhadapan dengan Pasar Tamar sekarang. Letak masjid ini berdampingan dengan Masjid Nabawi di sebelah barat. Dari arah Babus Salam, bila kita melihat ke arah barat akan terlihat masjid yang memiliki kubah-kubah kecil. Warnanya kelabu dan berkubah putih.

Disebut dengan Al-Mushalla yang berarti tempat shalat karena Rasulullah mengerjakan shalat hari raya di sekitar kawasan terbuka, yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat khas shalat hari raya. Konon, peristiwa itu terjadi pada tahun kedua Hijriyah.

Karena itu, masjid ini memiliki sejarah penting dalam kehidupan umat Islam.

Menurut riwayat, Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yang membangun masjid ini persis di tempat shalat Nabi SAW. Adapun bangunan masjid yang ada sekarang ini adalah peninggalan pembangunan Sultan Abdul Majid al-Utsmani. Masjid ini pernah direnovasi kembali pada masa Raja Fahd (1411H).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement