Rabu 24 Oct 2018 06:30 WIB

Azan tak Pernah Berhenti Walau Sesaat

Kumandang azan laksana perputaran waktu yang terus berputar dan bergema

Lukisan Bilal tengah adzan. Sebuah karya lukisan pada abad ke 14.
Foto:

Perbedaan waktu antara Baghdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Azan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia, dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam dan pada saat itu seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibu kota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan azan terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah SWT yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudra Atlantik setelah sembilan setengah jam. Begitulah seterusnya.

Begitu juga dengan azan Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Belum selesai azan Maghrib dikumandangkan di wilayah barat Indonesia, panggilan untuk mendirikan azan sudah berkumandang kembali di wilayah timur Indonesia. Begitulah seterusnya, azan tak pernah berhenti.

Bahkan, sebelum azan Maghrib selesai dikumandangkan di wilayah Aceh, di negara bagian Malaysia juga sudah berkumandang azan serupa. Inilah fenomena azan. Ia tak pernah berhenti walau sesaat. Selalu sambung-menyambung dan estafet dari satu tempat ke tempat lain, memberi makna. Ia berputar bersama bumi yag terus berputar dan senantiasa kalimat Allah membahana di seantero jagat ini.

Karena itu, tak salah bila sesaat saja asma Allah berhenti, akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia. Subhanallah, Mahasuci Allah dari segala kesalahan dan kekhilafan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement