REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah ini menceritakan tentang keteguhan dan konsistensi orang dalam beriman. Meski menghadapi cobaan; siksaan yang pedih dan paling menyakitkan, mereka tetap mempertahankan keimanannya.
Kemudian Allah mengabadikan mereka dalam firmannya surah al-Buruj. Para penyiksa orang beriman yang disebut dengan Ashhabul ukhdud atau para pembuat parit benar-benar dilaknat Allah (al-Buruj: 4).
Kisah yang terjadi sebelum Islam datang ini tertulis dalam hadis sahih Muslim. Peristiwa itu bermula dari para pembesar suatu kerajaan di Najran, suatu daerah di Arab Saudi yang kini berbatasan dengan Yaman. Di sana, terdapat sisa-sisa batu tersusun menyerupai bentuk bangunan. Di sanalah Ashhabul ukhdud pernah hidup.
Suatu ketika raja di sana merasa sudah tua dan memilih seorang pemuda untuk mempelajari ilmu sihir. Anak pilihan ini diharapkan menjadi penerus para penyihir di sekitarnya dan memperkuat kerajaan.
Setiap hari dia berjalan menuju gurunya si ahli sihir. Namun, pada hari berikutnya, di tengah perjalanan dia juga singgah di tempat rahib. Di sanalah dia belajar tentang tauhid sehingga memahami tiada Tuhan selain Allah.