Selasa 23 Oct 2018 22:11 WIB

Tradisi Komunitas Muslim di Canberra

Semakin tahun semakin banyak masyarakat memeluk Islam di Canberra.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Canberra
Foto: Republika/Syahrudin El Fikri
Canberra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daerah Yarralumla, selatan Canberra, menjadi berbeda setiap Ramadhan berakhir. Sejak mentari belum menampakkan dirinya dengan utuh, umat Islam di sana sudah berjalan keluar rumah untuk merayakan Idul Fitri. Tradisi tahunan ini begitu melekat dalam dinamika masyarakat Canberra yang dikenal sebagai ibu kota Australia.

Tepat di Exhibition Park's Coorong Pavilion, ratusan keluarga menikmati aneka hiburan. Berbagai makanan dari seluruh dunia tersaji di sana. Lukisan tangan henna, lukisan wajah, pertunjukan, kios yang menjual kerajinan dan hadiah, serta pertunjukan langsung dan atraksi he wan, meramaikan kemeriahan awal Syawal yang diperingati sebagai hari kembalinya umat Islam menjadi suci seperti bayi yang baru lahir: tanpa dosa.

Idul Fitri bagi mereka merupakan keramaian mengakhiri puasa dengan menghadiri acara komunitas Islam. Mereka mendengarkan khutbah dan mendirikan shalat sunah dua rakaat, mengunjungi keluarga, dan kerabat, sambil mengucapkan selamat idul fitri.

Kemeriahan itu mereka rayakan sebagai kebahagiaan karena sudah 30 hari menahan lapar dan haus serta menghindari diri dari berbagai sifat tercela. Puasa adalah pemurnian diri dan cara berempati kepada mereka yang menderita. Puasa juga dianggap membawa berbagai manfaat kesehat an karena menahan diri dari berbagai hal negatif dan mengistirahatkan pencernaan.

Rilis data sensus 2016 menunjukkan 9.864 orang di Canberra merupakan Muslim. Secara nasional, 2,6 persen orang Australia mengatakan mereka adalah pengikut Islam. Jumlah ini meningkat dari 2011 ketika jumlah mereka hanya 2,2 persen dari populasi. Semakin tahun semakin banyak masyarakat memeluk Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement