REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puncak Hari Santri Nasional (HSN) dilaksanakan di Tasikmalaya. Dalam kegiatan yanh dikemas dengan kegiatan apel tersebut, yang bertindak sebagai ispektur upacara adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhulam) Wiranto.
Dalam kesempatan itu, Wiranto berharap agar santri dan para alim ulama dapat selalu menjaga stabilitas keamanan dan melanjutkan resolusi jihad 73 tahun lalu. “Para santri dan tokoh-tokoh ulama harus terus ikut menjaga persatuan bangsa serta melanjutkan perjuangan cita-cita bangsa dengan semangat menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah bathoniyah dan ukhuwah basariyah,” kata Wiranto dalam apel HSN di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar) pada Senin (22/10).
Ia pun menekankan bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran andil para ulama, tokoh Islam dan para santri yang berjuang melawan dan mengusir para penjajah. Menurutnya, berkat perjuangan para tokoh Islam dan ulama serta para santri saat itulah, kemerdekaan bangsa ini bisa terwujud dan sekarang masyarakat dapat menikmati hasil kemerdekaan.
”Peringatan HSN yang diperingati setiap 22 Oktober, merupakan penghargaan pemerintah terhadap peran ulama dan santri dalam merebut kemerdekaan. Hal ini sekaligus menjadi bagian pengakuan sejarah atas komitmen kebangsaan para santri yang mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa indonesia,” kata dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, tema HSN tahun ini yakni “Bersama Santri Damailah Negeri” merupakan motivasi bagi seluruh santri di Indonesia khususnya di Jawa Barat untuk tetap menjaga kebersamaan dan persatuan untuk mewujudkan perdamaian. “Santri-santri seluruh Jawa Barat harus bisa membawa Islam yang damai, Islam washatiyah, Islam yang ramah dan membawa perdamaian ke seluruh pelosok Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Emil.
Ia pun menekankan, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk 48 juta dengan jumlah umat Islam 45 juta. Sedangkan jumlah pesantren ada lebih dari 9.000 pesantren dengan jumlah masjid mencapai 100 ribu masjid.
“Untuk itu sudah selayaknya saya sebagai gubernur harus menyiapkan visi misi yang mendukung kondisi Jawa Barat saat ini. Saya siapkan visi misi yakni Jabar juara lahir dan batin,” kata dia.
Artinya, lanjut Emil, masyarakat Jawa Barat harus menjadi juara, kompetitif, produktif. Juga harus seimbang antara pembangunan dunia, pembangunan infrastruktur dan pembangunan akhlak, mental dan spritual agar pemudanya dapat menjadi profesional yang ahli agama