REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tersebarnya lokasi pengungsian menjadi tantangan tersendiri bagi para relawan dalam penyaluran bantuan di Petobo. Tidak semua pengungsi berkumpul di kawasan camp utama, beberapa tinggal tersebar dalam kawasan pengungsian dengan jumlah pengungsi yang relatif lebih sedikit.
Dengan kondisi ini, Rumah Zakat juga melakukan penyaluran di camp camp kecil untuk menjamin pemerataan pemenuhan kebutuhan para pengungsi.
Belum lama ini, Rumah Zakat menyalurkan bantuan logistik untuk pengungsi di Petobo. Bantuan yang diberikan berupa 6 dus air mineral, 1 dus roti, 2 dus susu kotak UHT, dan 2 bundal selimut kepada 11 KK (42 jiwa) pengungsi di kel. Petobo, Kec. Palu Selatan.
Lokasi Likuifaksi di Palu akan Jadi Ruang Terbuka Hijau
Masyarakat Petobo mengalami bencana likuifaksi. Likuifaksi adalah suatu bencana dimana tanah tidak mampu menahan beban diatasnya sehingga membuat semua bangunan amblas dan hanyut hingga ratusan meter.
"Saat itu, tanah belakang rumah naik tinggi seperti ombak yang mau menerjang, tanah lembek seperti lumpur, saya dan yang lain berhamburan menyelamatkan diri. Kemudian saya tinggal disini dengan kondisi seadanya. Banyak korban waktu itu " ucap Afida (40 tahun), seorang perempuan paruh baya yang menjadi saksi terjadinya bencana likuifaksi.
Bencana likuifaksi di Petobo telah merenggut harta benda dan sebagian dari keluarga mereka. Hingga kini mereka masih tinggal di pengungsian dengan kondisi yang seadanya. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari pun mereka masih sangat bergantung pada bantuan yang ada.