REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Salah satu kebutuhan utama korban gempa di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, saat ini adalah makanan. Ribuan warga di pengungsian masih kesulitan dalam memperolehnya. Meski perekonomian perlahan mulai kembali normal, masih banyak warga yang kehilangan mata pencaharian.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan ribuan pengungsi, LAZ Al Azhar bersinergi dengan World Central Kitchen (WCK) -- sebuah organisasi nirlaba non pemerintah asal Amerika Serikat yang sudah berpengalaman dalam menyediakan makanan di tengah bencana alam. Kerja sama ini sudah dimulai sejak 08 Oktober 2018 lalu dan telah melayani 6.000 makanan per hari kepada warga yang terkena dampak gempa.
Menurut Kepala Divisi Program LAZ Al Azhar Rahmatullah Sidik, makanan yang dimasak merupakan makanan sehat dan didistribusikan ke sebanyak mungkin komunitas korban gempa. “Program ini berjalan sampai para korban gempa dapat membangun kembali rumah mereka dan bisa memasak makanan keluarga di dapur yang aman,” jelas Rahmat dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.
Tim Chef dari WCK.
Ia menambahkan, lokasi dapur umum saat ini berada di Hotel Merry Glow, pusat kota Palu. Distribusi makanan juga melibatkan banyak pihak. Bahkan sampai menggunakan helikopter milik perusahaan swasta karena lokasi pengungsi yang cukup sulit jika dilalui lewat jalur darat.
Selain diberikan untuk pengungsi, makanan juga didistribusikan kepada organisasi yang bekerja langsung dengan masyarakat seperti relawan, TNI, Palang Merah Internasional, Tim SAR Indonesia dan lain-lain.
Warga menikmati makanan dari WCK.
Jose Alejandro Perez, salah satu juru masak dari WCK mengaku senang selama membantu warga di Palu. Menurutnya, warga Palu sangat terbuka dan menerima kehadiran mereka. “Tim kami sangat senang berada di sini dan rakyat Palu sangat mendukung dan membantu misi kami,”, ujar Jose Alejandro Perez.
Pada tahun 2010 World Central Kitchen pernah menyiapkan lebih dari 3 juta makanan untuk korban bencana gempa di Haiti, Republik Dominika, Nikaragua, Zambia, Peru, Kuba, Uganda, Kamboja dan negara-negara lainnya.