REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sang uswatun khasanah, Rasulullah SAW, juga merupakan seorang pedagang ulung. Hidup di tengah keluarga pedagang membuatnya terlibat dalam perdagangan sejak usia belia.
Shafiyyur-Rahman al-Mubarakfurry dalam Sirah Nabawiyyah menyebutkan, saat itu usia nabi baru bekisar 12 tahun. Dia turut serta dalam perjalanan dagang pamannya, Abu Thalib. Inilah perjalanan dagang pertama Muhammad. Pada perjalanan inilah terjadi sebuah pertemuan nabi dengan rahib Nasrani yang mengenalinya sebagai bakal utusan Allah yang terakhir.
Bisnis dagang Rasulullah secara mandiri baru dimulai ketika dia mencapai usia remaja. Rasulullah berdagang bersama As-Saib bin Abus-Saib yang merupakan rekanan terbaik, tidak pernah saling curang dan saling berselisih.
Al Mubarakfury menyebutkan, dalam berdagang, nabi dikenal dengan setinggi-tingginya nilai amanah, nilai kejujuran, dan sikap menjaga kehormatan diri. Inilah karakternya di segenap sisi kehidupannya, hingga diberi gelar al-Amin.
Usaha perdagangan Rasulullah pun tidak main-main. Dia telah terlibat dalam perdagangan internasional sejak remaja. Di usia 17 tahun, Muhammad telah memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke luar negeri.
Afzalur Rahman dalam buku Muhammad A Trader menyebutkan, reputasi Rasulullah dalam dunia bisnis demikian bagus, sehingga dia dikenal luas di Yaman, Syiria, Yordania, Irak, Basrah, dan kota-kota perdagangan lainnya di jazirah Arab. Afzalur Rahman juga mencatat, dalam ekspedisi perdagangannya Muhammad telah mengarungi 17 negara ketika itu, sebuah aktivitas perdagangan yang luar biasa.
Kesuksesan bisnis Rasulullah pun makin cemerleng ketika dia bertemu Ummul Mukminin Khadijah. Sebelum mempersunting Khadijah, Rasulullah merupakan rekan bisnis Khadijah. Buku Khadijah: The True Love Story of Muhammad mengkisahkan, suatu hari Khadijah mendengar kabar tentang pemuda yang sangat terpercaya di kalangan Arab, dialah Rasulullah Muhammad. Tertarik menjadikan pemuda itu karyawannya, Khadijah pun memanggilnya. Muhammad pun menerima tawaran Khadijah dengan senang hati.
Khadijah pun mengirim Rasulullah sebagai pemimpin kafilah dagang ke negeri Syam. Seorang budak kepercayaan Khadijah bernama Maysarah pun ikut serta dalam kafilah tersebut. Menurut Maysarah, selama ia mengikuti kafilah dagang nabi, ia melihat dua malaikat membawa awan di atas kepala nabi untuk melindunginya dari terik matahari.
Di tangan Rasulullah, hasil perdagangan mengalami peningkatan. Bisnis Khadijah di negeri Syam pun semakin besar, laba yang dihasilkan meningkat tajam. Keputusan Khadijah memilih Muhammad sebagai tangan kanan bisnisnya menjadi keputusan tepat. Ia pun terus bermitra dengan Rasulullah dalam menjalankan bisnis tersebut.
Profesi sebagai pedagang ditekuni Rasulullah sampai dia diangkat menjadi nabi dan rasul di usia yang ke- 40. Muhammad Sulaiman PhD dan Aizuddinur Zakaria dalam Jejak Bisnis Rasul mencatat pengalaman kerja Rasulullah sebagai berikut.
Usia delapan sampai 12 tahun menggembala domba, usia 12 tahun ikut berdagang ke negeri Syam dengan rombongan pamannya, Abu Thalib. Usia 25 tahun, menjadi pengelola perdagangan Siti Khadijah yang berangkat ke negeri Syam. Usia 40-63 menjadi rasul.