Ahad 14 Oct 2018 21:00 WIB

Komunitas Muslim di Australia Giat Mendirikan Masjid

Masjid menjadi pusat kegiatan komunitas Muslim.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslim Australia
Foto: Australia Plus
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang Afghanistam menikahi wanita Aborigin setempat, menetap di bagian terpencil dan daerah lain yang dikenal sebagai kota-kota Ghan. Daerah itu memiliki setidaknya satu masjid, biasanya dibangun dari besi bergelombang dengan menara kecil. Masjid- masjid ini menjadi pangkalan bagi komunitas Muslim saat itu.

Namun, munculnya kendaraan bermotor dan diperkenalkannya transportasi kendaraan bermotor mengisyaratkan akhir dari sebuah era penunggang unta. Sementara, beberapa kembali ke Tanah Air mereka, yang lain menetap di daerah dekat Alice Springs dan bagian lain dari Northern Territory. Keturunan Para penunggang unta Afghanistan sejak itu telah memainkan peran aktif di banyak komunitas Islam di Australia.

Baca: Tantangan Umat Islam di Australia

Sejumlah kecil Muslim juga direkrut dari koloni Belanda dan Inggris di Asia Tenggara untuk bekerja di industri mutiara Australia pada abad ke-20 ke-19 dan awal. Masjid pertama di Australia dibangun di Marree di utara Australia Selatan pada tahun 1861.

Masjid besar pertama dibangun di Adelaide pada tahun 1890, dan yang lainnya dibangun di Broken Hill (New South Wales) pada tahun 1891 yang masih tersisa.

Penunggang unta Muslim memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan awal Australia Di Australia Tengah, Cameleers Afghanistan memberikan kontribusi besar untuk eksplorasi dan pengembangan interior Australia. Antara 1860-an dan awal 1900-an, cameleer dan 'kapal-kapal gurun' mereka menjadi tulang punggung ekonomi pedalaman.

Baca: Geliat Ekonomi Komunitas Muslim di Australia

Sementara, beberapa berasal dari Afghanistan, yang lain berasal dari negara-negara, seperti Pakistan (terutama wilayah Peshawar), Baluchistan, Kashmir, Sind, Rajasthan, Mesir, Persia, Turki, dan Punjab. Mereka berbicara dalam berbagai bahasa, tetapi ikatan bersama mereka adalah agama Islam mereka. Banyak generasi ketiga dan keempat dari orang-orang "Afghan" ini masih tinggal di di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement