REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN membangun dapur umum di Dusun Wombo Kalonggo, Tanantovea, Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dalam sehari, dapur umum ini dapat memasak sebanyak 3.000 nasi bungkus untuk warga sekitar.
"Dapur umum kami bangun di Dusun Wombo. Kita survei dari berbagai macam tempat, yang satu lokasi dan banyak pengungsinya di situ," ujar Wakil Ketua Bidang Perencanaan dan Penghimpunan YBM PLN Pusat, Iriyanto Resi KH, kepada Republika.co.id, Kamis (11/10).
Dapur umum YBM PLN.
Pantauan Republika di lapangan, para pengungsi bermukim di tenda-tenda yang di bangun di suatu tanah lapang yang berada di dataran tinggi. Dapur umum terletak tak jauh dari pintu masuk lapangan. Di dekatnya terdapat barak berisi bantuan logistik untuk para pengungsi.
Salah seorang relawan dari Jakarta, Fita Rini (54), menuturkan, dapur umum ini dibangun sejak Selasa (9/10) lalu. Sejak saat itu, kegiatan memasak, membungkus, dan membagikan makanan kepada para pengungsi di sekitar dapur umum ini terus dilaksanakan.
"Kita masak pagi, siang, dan malam, 24 jamlah. Sekali masak bisa 1.000 bungkus, tiga kali masak jadi bisa 3.000-an," ungkap Fita saat sedang membungkus makanan berisi nasi, sayur, dan ayam.
Untuk terus memasak pagi, siang, dan malam, para koki yang memasak masakan dibagi menjadi dua shift. Sementara relawan mulai membungkus nasi beserta lauk-pauknya sekitar pukul 03.30 WIT agar para pengungsi bisa sarapan pagi. Kemudian kembali membungkus makanan pada sekitar pukul 10.00 WIT untuk makan siang. Untuk makan malam, mereka mulai membungkus pada pukul 16.00 WIT.
"Warga di sini masih trauma makan ikan. Katanya takut ikannya kembung kena tsunami," tutur Fita.
Dapur umum YBM PLN.
Dapur umum di Dusun Wombo Kalonggo ini akan terus ada selama 14 hari sejak pertama kali dibuka, yakni hingga 22 Oktober mendatang. Hingga saat itu, kegiatan memasak akan terus dilakukan. Saat ini, ada sekitar 1.400 pengungsi yang berada di Dusun Wombo Kalonggo.
Pembagian makan malam dilakukan setelah para pengungsi melaksanakan Shalat Isya. Tapi, beberapa pengungsi telah mencoba mengantre sebelum waktu pembagian dilakukan. Satu kartu keluarga diberikan satu kupon untuk pembagian makanan agar tertib dan pembagiannya tepat sasaran.