Rabu 10 Oct 2018 06:00 WIB

Amal adalah Teman

Amal itu yang akan berbicara tentang siapa kita

berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Amal adalah teman ketika waktu berakhir. Istri, anak, bapak, ibu, tetangga, sahabat, tak kenal lagi sosok kita. Amal itu yang akan berbicara tentang siapa kita, apa yang semua pernah kita perbuat dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Pada saat manusia mati, sederet daftar perbuatan yang pernah diperbuat ditunjukkan kepadanya.Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan diha dapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau sekiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah mempe ringat kan kamu terhadap diri (siksa)-Nya.Dan Allah sangat penyayang kepada ham ba-hamba-Nya.(QS Ali Imran ayat 30).

Imam Al Ghazali menjelaskan, ketika saatnya tiba, perbuatan baik seberat zarah sekalipun akan ditempatkan dalam satu timbangan. Sementara, perbuatan jahat dalam satuan yang sama akan ditempatkan di lengan timbangan lain.

Manusia akan dihadapkan pada keputusan neraca (mizan).Dia akan sangat khawatir dan gelisah untuk mengetahui lengan timbangan mana yang naik dan mana yang turun. Adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, dia berada dalam kehidupan memuaskan.Dan orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.Dan tahukah kamu apakah neraka Ha wiyah itu? Yaitu, api yang sangat panas.(QS al-Qariah: 6-11).

Dalam salah satu suratnya, Al Ghazali menjelaskan, timbangan (kebaikan) orang-orang kaya akan ringan pada hari itu. Mereka menghabiskan uang untuk memuaskan nafsu kebinatangan mereka.

Sedangkan, timbangan (kebaikan) orang-orang yang hina akan berat.Mereka menggunakan uang mereka untuk menjalan kan perintah Allah.Meski demi kian, orang yang menghabiskan seluruh kekayaannya untuk bersedekah akan memperoleh keselamatan yang sempurna. Mereka pasti akan terhindar dari bahaya yang terdapat dalam pemilikan benda-benda keduniaan.

Lihatlah Sayidina Abu Bakar as-Sid diq.Dia menghabiskan tanah dan hartanya untuk diletakkan di hadapan Nabi SAW. Ketika ditanyakan apa yang ditinggalkan bagi kerabatnya, Abu Bakar berkata, Saya yakin bahwa Allah dan rasul-Nya akan menganugerahkan saya keuntungan yang cukup agar bisa menawarkan kegelisahan saya untuk nafkah keluarga saya.

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad bersabda, Orang-orang kaya telah hancur. Hanya yang menebarkan kekayaannya ke segela arah saja yang bertahan hidup, yang membantu orang miskin dan melaksanakan perintah-perintah Allah.

Amal saleh sesungguhnya adalah alam (nature) manusia. Menurut fitrahnya, manusia suka pada kebaikan yang merupakan alam manusia. Lawannya, yakni keburukan dengan sendirinya tidak bersifat manusiawi, dalam arti tidak berguna dan tidak sesuai dengan alam dan kemuliaan manusia.`'Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, ada pun yang memberi manfaat kepada manu sia, maka ia tetap di bumi.'' (QS ar- Ra'd: 17).

Amal saleh dikerjakan tidak untuk Tuhan, tetapi untuk kebaikan manusia itu sendiri baik di dunia maupun di akhirat.Orang yang sudah berbuat baik janganlah merasa sudah berbuat baik untuk Tuhan.

Tak hanya itu, amal saleh juga disebut mendorong terkabulnya doa.Prinsip ini didasarkan pada ayat berikut.`'Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya.Kepa da-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.

'' (QS Fa thir: 10).

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement