Senin 08 Oct 2018 20:12 WIB

Sebagian Besar Muslim Laos adalah Pengusaha

Beberapa dari mereka aktif melakukan ekspor-impor komoditas.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Masjid Al-Azhar di Vientiane, Laos.
Foto: Blogspot.com
Masjid Al-Azhar di Vientiane, Laos.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mereka terlibat dalam perdagangan tekstil. Beberapa dari mereka aktif melakukan ekspor-impor komoditas. Ada juga yang mewarisi para leluhur: menjadi tukang jagal binatang ternak untuk melayani masyarakat.

Baca: Islam Masuk ke Laos melalui Jalur Perdagangan

Sembelihan mereka kerap dipasok ke restoran. Sejumlah restoran Muslim India Selatan mudah ditemukan sekitar Taj Road yang terletak di Man Tha Hurat Road. Ada juga dua atau tiga perusahaan halal di persimpangan Phonxay dan Nong Bon Roads yang biasa mela yani kebutuhan konsumsi diplomat.

Selama jam kerja, kaum Muslim lokal Vientiane sering terlihat di bidang tekstil. Mereka beraktivitas sekitar pasar--misalnya Talat Sao, atau Pasar Pagi, di persimpangan Lan Xang dan Khu Vieng Roads. Mereka cenderung percaya diri, ramah, dan baik.

Baca: Pengaruh Moghul dalam Syiar Islam di Laos

Hanya sedikit dari mereka mampu berbahasa Inggris. Jika pelancong datang ke sana dan berbicara bahasa Inggris, mereka akan menjawab Bohu (saya tidak tahu)".Hanya sedikit Muslim yang tinggal di kota selain Vientiane.

Beberapa mengatakan ada sebuah masjid kecil di Sayaburi, tepi barat Sungai Mekong tidak jauh dari Nan, tetapi Sayaburi telah ditutup untuk orang luar selama bertahun-tahun. Belum lama ini kawasan tersebut dibuka untuk umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement