Selasa 02 Oct 2018 23:27 WIB

Rumah Zakat Kirim 100 Ribu Kornet ke Sulawesi Tengah

Rumah Zakat mengirimkan paket Superqurban untuk membantu korban.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
 Rumah Zakat Siapkan Superqurban Energi Berkelanjutan
Rumah Zakat Siapkan Superqurban Energi Berkelanjutan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Zakat telah mengirimkan Relawan sejak Jumat malam (28/9) untuk membantu korban gempa 7,4 SR yang terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah. Menurut Chief Program Officer, Murni Alit Baginda, relawan dikirim dari delapan provinsi, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sumatera Barat.

"Merespons kejadian ini, kami mengirim relawan yang terdiri dari tim evakuasi dan tim medis," ujar Murni dalam Press Conference Aksi Peduli Bencana Sulawesi Tengah di Kantor Rumah Zakat Perwakilan Jawa Barat pada Senin, (1/10) lalu.

Murni mengatakan, Rumah Zakat telah mengirimkan 13 orang tim evakuasi, 5 orang tim medis, 2 unit ambulance, 1 mobil klinik, bantuan logistik hingga pengiriman 100 Ribu kornet Superqurban dan siaga pangan. “Fokus bantuan kita di masa tanggap darurat ini adalah evakuasi, rapid assessment, layanan medis, bantuan logistik, layanan dapur umum dan layanan kebersihan,” kata Murni.

Menurut Murni, untuk membantu pemerintah dalam penanganan bencana di Sulawesi Tengah mulai dari masa tanggap darurat hingga masa recovery dan rehabilitasi, Rumah Zakat membuat empat gelombang tahapan aksi penanganan bencana di Sulawesi Tengah, yang disesuaikan dengan kondisi dan fase Bencana di lapangan.

Pada Gelombang pertama ini, kata dia, Rumah Zakat mengirimkan relawan untuk membantu evakuasi, assessment, pelayanan medis, penyaluran logistic, dan layanan dapur umum , serta mengirimkan ambulance dan mobil klinik. Di Gelombang II, penanganan bencana ditambah dengan penyediaan pos pengungsian, mesjid darurat, toilet komunal dan layanan psikososial.

Kemudian, kata dia, di gelombang III yang bertepatan dengan masa recovery, kami akan mulai mendirikan hunian sementara, penyiapan sekolah darurat dan penyediaan layanan kesehatan.

Serta, di Gelombang IV atau masa rehabilitasi, selain kita masih terus menyediakan hunian sementara dan sekolah darurat, kami juga akan mulai melakukan pendampingan ekonomi untuk warga terdampak," katanya.

Kedepannya, kata dia, ia berencana akan mendirikan desa berdaya dengan program-program pemberdayaan yang terintegrasi di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan, agar warga terdampak dapat kembali pada kehidupannya seperti sebelum terjadi bencana.

Akibat gempa dan tsunami, berdasarkan data BNPB per 29 September 2018 pukul 13.00 WIB, 832 orang meninggal, 580 orang mengalami luka berat, ribuan rumah hancur dan 16.732 orang terpaksa mengungsi di 24 lokasi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement