Rabu 03 Oct 2018 01:07 WIB

Civitas Akademika Unusa Gelar Shalat Ghoib

Sholat ghoib yang digelar merupakan salah satu aksi kepedulian dari Unusa

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar shalat ghaib secara berjamaah untuk korban meninggal dunia pada peristiwa gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala-Kota Palu, Sulawesi Tengah, di Kampus Unusa Surabaya, Selasa (2/10).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar shalat ghaib secara berjamaah untuk korban meninggal dunia pada peristiwa gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala-Kota Palu, Sulawesi Tengah, di Kampus Unusa Surabaya, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar sholat ghoib secara berjamaah untuk korban meninggal dunia pada peristiwa gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala-Kota Palu, Sulawesi Tengah. Rektor Unusa Achmad Jazidie mengungkapkan, sholat ghoib yang digelar merupakan salah satu aksi kepedulian dari Unusa untuk para korban gempa dan tsunami di Palu.

"Alhamdulillah hari ini civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya menggelar aksi peduli terhadap korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Dongala. Kita lakukan sholat ghoib berjamaah," kata Achmad ditemui di Tower Unusa Kampus B, Jemursari, Surabaya, Selasa (2/10).

Achmad melanjutkan, selain menggelar sholat ghoib berjamaah, civitas akademika Unusa juga menggelar penggalangan dana untuk para korban selamat pada peristiwa gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala-Kota Palu. Aksi penggalangan dana tersebut dikoordinir oleh Unusa Peduli Bencana.

"Ini hari pertama. Setelah itu akan terus dilanjutkan dengan aksi-aksi yang lain. Alhamdulillah antusias tenaga kependidikan, dan para mahasiswa untuk bersama memberi bantuan ini luar biasa," ujar Achmad.

Achmad mengatakan, sumbangan yang terkumpul nantinya diserahkan kepada ulUnusa Peduli Bencama untuk kemudiam disalurkan langsung ke Palu. Walau pun, kaya dia, sebenarnya Unusa Peduli Bencana ini sebenarnya selalu dibuka, ada atau tidak ada bencana.

"Karena kita menyadari bencana bisa datang kapan saja. Dari aksi ini jangan dilihat nominalnya, tapi lihat sikap kepeduliannya," kata Achmad.

Achmad juga tengah mempertimbangkan untuk mengirin relawan, baik itu dari kalangan mahasiswa ataupun dosen ke lokasi bencana. Terutama untuk mengirimkan tenaga medis seperti yang dilakukan pada saat terjadi bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement