Selasa 02 Oct 2018 13:11 WIB

Wagub Jabar Imbau MUI Buat Instruksi Agar Warga Shalat Ghaib

Tak hanya doa, warga juga diimbau untuk membagi rezekinya kepada korban gempa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Abdan Syakura
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengimbau kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat untuk mengeluarkan instruksi agar warga melaksanakan doa dan shalat ghaib. Doa dan shalat ghaib ini ditujukan untuk warga yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami di beberapa wilayah Sulawesi Tengah. Pelaksanaannya, bisa dilakukan usai shalat Jumat pekan ini. 

"Harapan kami, Jumat nanti kami akan mengimbau ke MUI Jawa Barat untuk mengeluarkan instruksi untuk melaksanakan doa dan shalat ghaib usai melaksanakan salat Jumat," ujar Uu Ruzhanul Ulum, Senin (1/9).

Uu berharap, semua korban tetap tabah dan kuat menghadapi cobaan bencana alam tersebut. "Saya imbau pada seluruh masyarakat Jawa Barat, baik yang beragama Muslim atau non-Muslim, mari kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, karena itu kemanusiaan tidak melihat agama atau suku," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengetuk hati warga Jawa Barat yang memiliki rezeki lebih agar menyumbangkan sebagian rezekinya untuk warga di Sulawesi Tengah. Jadi, tak hanya doa, tapi bantuan materi juga penting.

"Oleh karena itu, kalau ada kelebihan ekonomi atau materiil, bisa disisihkan. Mari kita 'rereongan' (patungan) untuk membantu saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam di sana," ujarnya.

Uu juga meminta agar warga atau kelompok warga untuk tak meminta sumbangan bencana alam di pinggir jalan. Jadi, bagi warga yang akan memberikan bantuan materi untuk korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah bisa menyalurkan bantuan ke lembaga resmi yang siap menyalurkan bantuan tersebut.

"Kami berharap tidak mencari bantuan di pinggir jalan, itu harus terkoodinasi, harus di bawah kendali pemda masing-masing," katanya. Hal ini dilakukan bukan karena dirinya tidak percaya kepada mereka, tapi hanya khawatir ada penyalanggunaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement