REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter (SR) mengguncang Palu, Donggala dan sekitarnya di Sulawesi Tengah sampai mengakibatkan terjadinya tsunami. Sebelumnya, Pulau Lombok juga diguncang gempa bumi sampai mengakibatkan kerusakan yang parah.
Cendekiawan Muslim, Prof KH Didin Hafidhuddin mengatakan, bagi orang yang beragama khususnya umat Islam, suatu musibah yang terjadi harus disikapi dengan sikap sabar dan muhasabah. Artinya menerima musibah dengan penuh ridha dan keikhlasan serta mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
"Hal ini sejalan dengan Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 155 sampai dengan ayat 157," kata Prof KH Didin kepada Republika.co.id, Senin (1/9).
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (2:155). Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (2:156). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (3:157).
KH Didin mengatakan, tetapi keikhlasan juga harus disertai dengan sikap muhasabah introspeksi diri. Musibah berupa bencana alam misalnya, terjadi karena perilaku manusia yang tidak mencerminkan sebagai orang-orang yang beriman.
Musibah bisa terjadi akibat manusia merusak lingkungan, menggunduli hutan dan perilaku sosial manusia yang mencerminkan ketidaktaatan kepada ketentuan Allah dan RasulNya. "Banyak maksiat, durhaka kepada Allah SWT, hal ini sejalan dengan firman Allah surat Ar Ruum ayat 41," ujarnya.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka. Agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (30:41).
KH Didin mengingatkan, bagi orang-orang yang tidak terkena musibah harus memperlihatkan sikap simpati dan empatinya. Termasuk mendoakannya dan memberikan bantuan baik yang bersifat material maupun spiritual.