Kamis 27 Sep 2018 13:26 WIB

Dakwah di Pedalaman tak Kalah Penting dengan di Luar Negeri

Lembaga Dakwah Khusus Muhammadiyah bergerak menguatkan akidah di daerah terpencil.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Dakwah di pelosok.
Foto: Dok AFKN
Dakwah di pelosok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PP Muhammadiyah menilai program yang dicetuskan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengirim ulama dan ustaz berdakwah di Eropa dan Amerika sangat bagus. Namun, PP Muhammadiyah mengingatkan berdakwah di daerah terpencil tidak kalah pentingnya dengan program tersebut.

“Penting sekali. Kawan kita dari agama lain juga melakukan hal serupa,” kata pimpinan PP Muhammadiyah Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Selama ini, ia mengatakan, Muhammadiyah melalui Lembaga Dakwah Khusus bergerak menguatkan akidah di daerah terpencil. Tim bergerak khususnya di daerah yang sulit dijangkau kendaraan atau hanya diakses dengan berjalan kaki atau kuda.

Sementara agama lain yang memiliki program serupa, biasanya datang menggunakan helikopter dengan membawa makanan minuman dan pakaian. “Kita tak ada uang dan helikopter, jadi membawa mulut (ilmu) saja,” ujar dia.

Anwar mengatakan program Muhammadiyah tersebut tidak bekerja sama dengan lembaga filantropi. Sebab, ia mengatakan, selama ini lembaga filantropi membagi bantuan dari anggaran yang dipungut dari daerah tersebut.

Karena itu, menurut dia, perlu ada dana khusus yang disediakan umat Islam, bukan dari zakat, tetapi infak dan sedekah. “Kalau zakat, di mana dia dipungut, maka di sana dia dibagi. Kalau infak dan sedekah bisa dibawa ke mana-mana,” kata Anwar.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam waktu dekat akan meluncurkan program pelatihan bahasa Inggris bagi ulama dan ustaz di Jabar. Menurutnya, setelah menguasai bahasa Inggris, mereka akan dikirim ke beberapa negara di Eropa dan Amerika untuk berdakwah.

Baca juga: Pengiriman Ulama ke Luar Negeri Jadikan RI Pusat Pemikiran

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement