Rabu 26 Sep 2018 18:00 WIB

Tantangan Umat Islam di Kuba

Budaya Kuba saat ini selalu menimbulkan tantangan bagi umat Islam.

   Muslim Kuba berkumpul untuk makan Iftar atau buka puasa bersama di Havana, Cuba, Jumat (3/8).   (Desmond Boylan/Reuters)
Muslim Kuba berkumpul untuk makan Iftar atau buka puasa bersama di Havana, Cuba, Jumat (3/8). (Desmond Boylan/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam di Kuba tidak terlepas dari jasa para budak dan pedagang Muslim. Orang-orang Moor dari Andalusia dibawa sebagai budak para penakluk Spanyol sejak tahun 1593.

Selama berabad-abad berikutnya, baik pedagang Muslim maupun Kristen dari Timur Tengah tertarik ke Kuba dengan kekayaan alamnya. Negeri itu masyhur karena tanahnya yang subur. Hasil pertaniannya adalah gula yang banyak didagangkan.

Kebanyakan masyarakat di sana menetap di Havana atau sekitar Santiago de Cuba, kota terbesar kedua di ujung timur. Sebagian besar imigran Arab, baik Muslim maupun Kristen, meninggalkan agama mereka di Kuba.

Banyak saudara dari negara lain yang mengatakan Muslim Kuba adalah yang sejati, karena jauh lebih sulit untuk diamati. Budaya Kuba saat ini selalu menimbulkan tantangan bagi umat Islam.

Baca: Islam Tumbuh Secara Alami di Kuba

Rum adalah salah satu barang utama yang dijual di kafe. Ini adalah minuman yang populer. Paling tidak karena harganya jauh lebih murah dari pada minuman ringan. Daging yang tidak halal juga banyak didagangkan di sana.

Saat ini super market baru saja mulai mengimpor ayam halal dari Brasil, tetapi tidak terjangkau bagi kebanyakan orang Kuba. Pakaian, seperti dishdasha atau pe nutup kepala, harus diimpor atau sebagai hadiah dari umat Islam negara lain.

"Banyak saudara dari negara lain telah mengatakan kepada saya bahwa kita Muslim Kuba adalah yang sejati, karena jauh lebih sulit untuk diamati di sini daripada di negara di mana banyak orang memiliki kepercayaan dan praktik yang sama," kata Hajji Isa, warga Muslim Kuba.

Orang-orang Kuba juga menghadapi tantangan dari kurangnya pemahaman mengenai Islam. Laporan media tentang serangan teroris dan konflik di Timur Tengah telah membentuk banyak persepsi orang Kuba terhadap agama tersebut.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement