Selasa 25 Sep 2018 18:26 WIB

MUI Imbau Ulama Ambil Peran Jaga Ukhuwah Islamiyah

Perlu tegaskan kembali sikap saling menghargai, tak saling menjelekkan sesama Muslim.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Acara Halaqah dan Sarasehan Ulama dan Dai se-Jabodetabek di Aula Masjid Pondok Pesantren Cendikia Amanah, Jalan Kalimulya Cilodong, Depok, Ahad (23/9).
Foto: Muhyiddin/Republika
Acara Halaqah dan Sarasehan Ulama dan Dai se-Jabodetabek di Aula Masjid Pondok Pesantren Cendikia Amanah, Jalan Kalimulya Cilodong, Depok, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Deklarasi Kalimulya Depok merumuskan Halaqoh dan Sarasehan Dai se Jabodetabek, dengan bekerja sama Pesantren Cendekia Amanah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok. Kegiatan ini guna menyikapi kondisi menjelang Pilpres, yang memengaruhi merosotnya Ukhuwah Islamiyah.

Ketua Umum MUI Kota Depok A Dimyathi Bz mengatakan pihaknya mengajak seluruh umat untuk tidak membesarkan dan menjadikan perbedaan furuiyah antara sesama Muslim sebagai sumber konflik dan perpecahan. “Kita harus menyatukan kata dan sikap, menegaskan kembali sikap saling menghargai, tidak saling menjelekkan sesama Muslim, dan memperkukuh tali persaudaraan Islamiyah, Insaniyah dan Wathoniyah,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (25/9).

Menurutnya, ulama dan dai berperan sentral dalam memberikan inspirasi, membina dan memberikan teladan bagi umat serta memelihara persatuan Islam di Indonesia. Sekaligus menerapkan prinsip kesamaan ajaran dan sikap saling menghormati berbagai penafsiran atas ajaran Islam, demi memperjuangkan kepentingan dan cita-cita mulia umat Islam Indonesia. “Saling menggalang kesamaan langkah dalam mengupayakan kokohnya persaudaraan Is.am,” ucapnya.

Selanjutnya, menurutnya, ulama dan dai telah berkomitmen mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pemersatu umat dan bangsa serta fungsi mencerdaskan umat dengn berbagai kajian ilmu. “Ulama dan dai senantiasa memberi keutamaan kepada pembinaan Syakhsiah dan nilai hidup Muslim milenial yang sejati melalui Pendekatan Tarbiyah dan Dakwah Fardiyah sehingga melahirkan generasi muda yang mandiri dan Islami,” ungkapnya.

Terakhir, ia menambahkan ulama dan dai menolak segala bentuk ekstrem baik verbal maupun fisik dan sifat berlebihan (ghuluw) yang berasal dari kelompok dan mazhab apapun, yang dapat menjadi sumber perpecahan dan konflik di kalangan muslim. “Konflik antar kelompok yang memprihtinkan, serta menguatnya gejala fanatisme (ashabiyah) kekelompokan dan eksklusifisme keagamaan di kalangan Muslim negeri ini khususnya di wilayah Jabodetabek, maka kami perlu mendeklarsikan Deklarasi Kalimulya Depok untuk persatuan umat Islam,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement