Selasa 25 Sep 2018 10:43 WIB

Erdogan Disambut Sorak-sorai di New York

Erdogan menerima antusiasme dari ratusan orang Turki, Palestina, dan Muslim di AS.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menerima antusiasme dari ratusan orang Turki, Palestina, dan Muslim lainnya yang tinggal di Amerika Serikat. Hal itu terjadi ketika ia menghadiri pertemuan yang diselenggarakan

oleh Komite Pengarah Turki-Amerika (TASC) di New York, Ahad (23/9).

Erdogan disambut sorak-sorai dari 200 orang yang hadir di ruang rapat dan lebih dari seribu orang yang menunggu di luar. Mereka membawa tanda dan spanduk bertuliskan, "Kami mencintai Erdogan" dan "Kami mencintai Turki."

Seorang warga Palestina, Abubakir Serag, diliputi emosi ketika melihat Presiden Turki itu. Ia memeluk leher Erdogan dalam pelukan hangat.

 

"Saya sangat senang, ini lebih dari sekadar mimpi bagi saya. Saya bahkan tidak percaya ini benar-benar terjadi. Saya berusia 78 tahun, dan saya mencintai Erdogan karena saya tidak pernah mencintai pemimpin lainnya," ujar Serag dikutip dari Daily Sabah, Selasa (25/9).

"Jika saya bisa, saya dengan sepenuh hati akan memberikan hidup saya untuk keselamatan dan kesejahteraannya. Saya memberinya surat tiga halaman dan mengatakan kepadanya seluruh komunitas ada di belakangnya," kata Serag setelah bertemu dengan presiden.

Para pembicara di acara itu memuji kepemimpinan dan upaya kemanusiaan Erdogan di seluruh dunia. Salah satunya disampaikan Ketua TASC Halil Mutlu dalam pidato. "Bapak Presiden, pada saat ini, Anda telah mendapatkan rasa hormat dan cinta dari 100 juta orang di seluruh dunia, terutama di dunia Muslim, melalui kejujuran dan sikap luar biasa Anda yang melindungi keadilan dan martabat manusia," tutur dia.

Sekretaris Organisasi Urusan Organisasi Muslim AS (USCMO) Osama Gamal mengatakan, Erdogan menulis "sejarah modernnya sendiri" melalui bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya, di Yaman dan di Suriah. "Kelima negara adidaya di dunia tidak dapat menemukan solusi untuk krisis di Idlib. Anda telah menunjukkan dunia benar-benar lebih dari lima (negara)," kata Gamal.

Dia menambahkan Muslim di AS berdoa untuk kesepakatan yang harus dicapai antara Turki dan AS untuk menyelesaikan ketegangan baru-baru ini antara kedua negara.

Ketua Majlis Ash-Shura New York, Abdel Hafid, mengatakan, Muslim Amerika yang terus menentang islamofobia dan penganiayaan terhadap Muslim, akan menjadikan Turki sebagai contoh dalam masalah ini. "Turki adalah saudara dari semua Muslim di dunia," katanya.

Presiden Erdogan akan berada di New York hingga Kamis untuk menghadiri Sidang Umum ke-73 PBB.

Baca juga: Erdogan ke Raja Salman: Dunia Islam Butuh Stabilitas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement