Rabu 19 Sep 2018 17:25 WIB

Islam di Asia Tenggara Hadir Melalui Interaksi Budaya

masyarakat di Asia Tenggara sudah punya karakteristik cara beragama yang berbeda.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin membuka acara The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018 di Hotel Mercure, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (18/9).
Foto: Dok Kemenag
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin membuka acara The 18th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018 di Hotel Mercure, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  PALU -- Karakter Islam di Asia Tenggara juga dipandang lebih siap menghadapi modernitas dibanding karakter Islam di Timur Tengah.  Sekretaris Steering Committee (SC) AICIS, Mamat Salamat Baharuddin mengatakan, banyak faktor yang memberikan warna keberislaman di Asia Tenggara.

Sebagai contoh, salah satu faktornya karena Islam datang ke Indonesia bukan melalui interaksi politik tetapi melalui interaksi budaya.  Menurutnya, ada perkembangan yang tidak bisa dilepaskan dari tradisi dan budaya masyarakat setempat.

Sebab sebelum Islam dan Kristen hadir di Asia Tenggara, sebetulnya masyarakat di Asia Tenggara sudah punya karakteristik cara beragama yang berbeda. Masyarakat di Asia Tenggara bisa dikatakan lebih terbuka, sehingga ketika Islam datang pun bisa langsung diterima.

Maka, dia menjelaskan, ketika ada pola keberagamaan yang diperkenalkan kepada masyarakat Asia Tenggara dengan cara mencabut akar tradisi budaya masyarakat setempat, akan terjadi gejolak. Karenanya, di Asia Tenggara banyak yang tidak menerima pandangan keagamaan yang lepas dari adat istiadat.

Mamat juga menyampaikan, para panelis peserta AICIS mencoba membandingkan karakter Islam di Asia Tenggara dengan Islam di Timur Tengah. Karakter Islam di Asia Tenggara memiliki karakter tersendiri. Terkait karya-karya ciptaan cendekiawan dan sarjana di Asia Tenggara memang masih tertinggal dari cendekiawan di Timur Tengah.

Tapi, menurut dia, cendekiawan di Asia Tenggara memiliki karya besar sebagai intelektual dan pendakwah yang terjun ke tengah masyarakat. "Mereka turut serta membentuk infrastruktur sosial keagamaan di tengah masyarakat, mereka berhasil membuat pemahaman keagamaan kompatibel dengan isu-isu modernitas," ujarnya.

AICIS ke-18 diselenggarakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 17-20 September 2018. AICIS mengusung tema utama Islam in a Globalizing World: Text, Knowledge and Practice. Isu penting yang mengemuka dalam AICIS tentang karakter Islam di Asia Tenggara kaitanya dengan kehidupan modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement