Kamis 13 Sep 2018 21:45 WIB

ACT Berikan Kursi Roda untuk Korban Gempa Lombok

Masni mengalami luka robek saat berusaha menyelematkan diri ketika gempa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
ACT memberikan bantuan kursi roda untuk Masni.
Foto: ACT
ACT memberikan bantuan kursi roda untuk Masni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa besar yang melanda Lombok membawa kerugian tidak hanya bangunan tapi juga fisik. Salah satunya Masni warga Dusun Gerung Perigi, Kayangan, Lombok Utara yang tertimpa reruntuhan saat bencana itu terjadi.

Lansia berusia 60 tahun ini mengalami luka di paha bagian kanan. Paha kanannya mengalami luka robek cukup dalam dan mengakibatkan dia tidak lagi bisa berjalan.

Setelah dievakuasi dari reruntuhan rumah, ia segera dilarikan ke Posko Marini yang tidak jauh dari Pelabuhan Carik. Disana ia mendapat pertolongan pertama dan operasi.

Sang anak Siti Kamariah menyatakan ia dan sang ibu tinggal terpisah. Ia pun sempat tidak mengetahui kabar ibunya termasuk kondisi rumah orang tuanya yang sudah rubuh.

"Saya lari ke atas bukit menyelamatkan diri. Saya nggak tahu kabar ibu, tapi akhirnya saya lihay bapak sudah sama ibu di pinggir jalan. Kaki ibu luka, robek di paha kanan karena tertimpa reruntuhan," ujar Siti dikutip dari laman resmi ACT, Kamis (13/9).

Masni kini tinggal di sebuah bilik semi-permanen di sisi lain tidak jauh dari rumah lamanya. Bilik itu segera didirikan sebagai tempat berteduh karena Masni masih dalam masa pemulihan.

Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun memberikan bantuan kursi roda untuk Masni. Kursi roda ini diharap mampu memudahkan ia beraktivitas dan bergerak.

Komandan Posko Wilayah Kayangan, Lombok Utara, Siti Maryam mengatakan pemberian bantuan berupa kursi roda kepada Masni adalah bentuk perhatian ACT terhadap keadaan masyarakat terdampak gempa.

"Ibu Masni ini salah satu korban yang berhasil diselematkan tim SAR gabungan dari timbunan reruntuhan. Paha kanannya mengalami luka robek. Harapannya setelah adanya kursi roda, bu Masni bisa kembali beraktivitas walaupun memang tidak sepenuhnya," ujar Maryam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement