Selasa 11 Sep 2018 15:07 WIB

ACT Bangun Sumur Bor Atasi Kekeringan di Gunungkidul

Kekeringan melanda beberapa wilayah di Gunungkidul dalam beberapa bulan terakhir.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Pembangunan sumur bor dari program Wakaf Sumur milik Aksi Cepat  Tanggap (ACT) DIY di Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan,  Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Foto: ACT
Pembangunan sumur bor dari program Wakaf Sumur milik Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY di Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Masyarakat di Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY, kini bisa bernafas lega. Sebab, kebutuhan dasar berupa air bersih segera terpenuhi.

Kekeringan memang telah melanda beberapa titik di Kabupaten Gunungkidul selama beberapa bulan terakhir. Hal itu mengakibatkan sumur galian masyarakat dan lahan pertanian yang ada mengering.

Kecamatan Paliyan, merupakan salah satu dari 13 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang mengalami dampak kekeringan akibat kemarau panjang tersebut. Untuk itu, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY bergerak cepat.

Menggandeng donatur Karuma Swalayan, ACT DIY berhasil menggalakkan pembangunan wakaf sumur produktif. Tujuannya, tidak lain untuk mengurai kekeringan dan darurat air bersih yang melanda Kabupaten Gunungkidul.

Hingga saat ini, program wakaf sumur di DIY telah berjalan di 12 titik. Dusun Karangmojo menjadi lokasi ke-12, yang kondisi airnya bisa dibilang cukup mengkhawatirkan.

Sebab, sumur galian masyarakat kondisinya sudah mengering. Untuk keperluan mencuci dan mandi, masyarakat memanfaatkan air sungai. Sedangkan untuk minum dan memasak, masyarakat harus rela membayar iuran membeli air dari truk tangki.

Pada Senin (10/9) kemarin, Tim ACT bersama relawan bergerak ke lokasi pengeboran di Dusun Karangmojo. Kedatangan Tim ACT menandakan selesainya pengeboran yang telah dimulai sejak sepekan terakhir.

Koordinator Pengebor dari Tim ACT, Widi, mengaku bersyukur atas selesainya proses pengeboran sumur wakaf tersebut. Terlebih, biasanya mereka harus menggali dalam untuk mendapatkan air.

"Biasanya sumur bor di Gunungkiudl rata-rata kedalamannya 80-120 meter, syukur di Dusun Karangmojo ini di kedalaman 62 meter sudah dapat sumber air," kata Widi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/9).

Ketua RT setempat, Taryono, turut bersyukur pengeboran sudah selesai, yang artinya air sudah bisa dimanfaatkan masyarakat. Terlebih, selama ini, untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat baru bisa mendapat air jika membeli.

Kocek yang harus dirogoh masyarakat sendiri lumayan untuk membeli air. Bahkan lebih tinggi dari pengeluaran listrik bulanan, yang itupun kadang datangnya terlambat.

photo
ACT membangun sumur air untuk warga Gunungkidul.

Untuk itu, ia mengungkapkan apresiasiya atas kehadiran program wakaf sumur dari ACT DIY tersebut. Menurut Taryono, program ini manfaatnya dapat dirasakan seluas-luasnya oleh masyarakat.

"Semoga keberadaan sumur ini dapat bermanfaat dan berguna sepanjang masa," ujar Taryono.

Senada, Sekretaris Takmir Masjid Al Amin (tempat sumur wakaf), Winarto, mengucapkan terima kasih atas kepedulian program sumur wakaf tersebut. Apalagi, pemilihan lokasinya tepat di tanah wakaf Masjid Al Amin.

Artinya, masyarakat tidak perlu bingung jika ingin beribadah. Ia berharap, keberadaan program sumur wakaf itu dapat bermanfaat baik bagi jamaah Masjid Al Amin maupun masyarakat sekitaran Dusun Karangmojo.

"Berharap keberadaan wakaf sumur ini menjadi jalan ke luar bagi jamaah agar lebih nyaman dalam beribadah," kata Winarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement