REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tulisan larangan berjualan es krim di lokasi pengungsian korban gempa Lombok sempat viral beberapa waktu silam. Salah satu pengungsi, Faozi Kasim, menyebut bukan tanpa alasan tulisan tersebut dipasang.
Pria berusia 34 tahun ini mengaku sama sekali tidak berniat untuk melarang saudara sesama penyintas gempa untuk mencari nafkah. Ia hanya menuliskan unek-unek hatinya dan terpaksa.
Tulisan larangan berjualan bagi pedagang es krim keliling ia pasang di sebuah batang pohon dekat pintu masuk Dusun Terengan, Pemenang Timur, Pemenang, Lombok Utara. Putri kembarnya yang bernama Assyifa dan Azrila yang berusia tiga tahun sering merengek meminta es krim jika ada yang lewat.
"Sejujurnya saya juga kasihan dengan pedagang yang juga korban gempa. Tapi yang saya sesali, harganya dinaikkan. Sedangkan sisa uang tinggal beberapa dan setiap hari ada saja yang lewat, lebih dari satu," ujar Faozi dikutip dari laman resmi ACT, Selasa (11/9).
Keresahan Faozi adalah salah satu dari sekian cobaan yang harus dialami para korban gempa Lombok khususnya masalah pangan. Hingga kini sebagian besar masyarakatnya masih mencari cara untuk bertahan hidup.
Menanggapi masalah es krim ini, tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) pun bekerja sama dengan dua perusahaan es krim di Indonesia, Diamond Es Krim dan Aice Es Krim. Mereka menggelar aksi penanganan dasar psikososial dan pembagian es krim kepada anak-anak di Pemenang Timur.
Tujuan utama kegiatan ini untuk memberikan bantuan pangan berupa es krim kepada masyarakat terdampak gempa, khususnya anak-anak. Mengingat es krim adalah salah satu jajanan favorit anak kecil.
"Kerja sama ini diharap mampu menebar kebahagiaan pada anak-anak terdampak gempa. Sebab belum tentu setiap hari mereka bisa merasakan es krim. Selanjutnya diharapkan kerja sama tidak berhenti di sini," ujar bagian kemitraan ACT NTB Falah Laini.
Keinginan anak-anak untuk makan es krim adalah satu dari sekian hal yang masih menjadi tantangan hidup yang harus dihadapi masyarakat penyintas gempa. Dengan mengusung Indonesia Bersama Lombok, ACT berharap Lombok bisa segera pulih.