Rabu 05 Sep 2018 17:36 WIB

ASN Kemenag Salurkan Bantuan Rp 12 Miliar untuk Lombok

Bantuan spontanitas ASN Kemenag ini diprioritaskan bagi warga ASN Kemenag,

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Tulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah potongan kayu di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8). Masih terdapat pengungsi yang belum mendapat bantuan karena sulitnya akses untuk menjangkau lokasi pengungsi.
Foto: Zabur Karuru/Antara
Tulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah potongan kayu di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8). Masih terdapat pengungsi yang belum mendapat bantuan karena sulitnya akses untuk menjangkau lokasi pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan bahwa bantuan dana Rp 12 miliar dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama telah disalurkan untuk membantu masyarakat Lombok yang terkena dampak gempa. Hal ini disampaikan Lukman dalam Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Agama bersama Komisi VIII DPR RI tahun 2019, Selasa (4/9),

Menurut Lukman, sampai saat ini Kementerian Agama selalu hadir di tengah-tengah korban gempa Lombok. “Kita selalu ada untuk korban Lombok, NTB. Kami memperhatikan aspirasi bapak/ibu sekalian. Bantuan spontanitas dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag, terkumpul Rp 12 miliar lebih, sudah tersalurkan kepada masyarakat di Lombok,” ujar Lukman dikutip dari laman resmi Kemenag, Rabu (5/9).

Lukman menuturkan, bantuan dari kalangan spontanitas ASN Kemenag ini diprioritaskan untuk membantu warga dan atau keluarga ASN Kemenag di Lombok yang menjadi korban gempa. Selain itu, juga untuk membangun dan merehab gedung-gedung pendidikan serta rumah ibadah yang rusak.

Dalam pembahasan RKA Kementerian Agama bersama Komisi VIII DPR RI tersebut, Lukman juga menginstruksikan jajarannya untuk merevisi anggaran 2018 dan dialihkan kepada korban gempa sebesar Rp 20,6 miliar.

Kementerian Agama saat ini sedang mengkomunikasikan dengan Kementerian Keuangan terkait anggaran pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) tahun 2018 agar bisa segera direvisi. Sebab, mengingat waktu serapan anggaran tahun 2018 ini tidak memungkinkan untuk dapat menghabiskan anggaran pembangunan UIII yang ada.

“Kita sudah alokasikan Rp 200 miliar untuk korban gempa Lombok, ini revisi dari anggaran pembangunan UIII dari total anggaran Rp 500 miliar lebih, tidak akan terserap,” kata Lukman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement