REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah menilai ceramah Ustaz Abdul Somad ditunggangi oleh organisasi kemasyarakatan yang telah dilarang keberadaannya di Indonesia. Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Mujiburrohman mengatakan dengan alasan itulah, GP Ansor Jepara mengeluarkan pernyataan sikap ketika UAS hendak menggelar kegiatan ceramah di Ponpes Alhusna Mayong Kabupaten Jepara pada 1 September lalu.
“Hati hati, itu sebagi kehati-hatian, jangan sampai ceramahnya atau roadshow UAS ini, jangan sampai di tunggangi eks HTI. Bukan melarang, menjegal, apalagi mempersekusi,” tutur Mujiburrohman kepada Republika.co.id Rabu (5/9).
Dalam surat pernyatan sikap itu, GP Ansor Jepara meminta Polri secara tegas dan ekstra untuk memonitor roadshow UAS dan mencegah terjadinya konsolidasi eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Juga tidak boleh ada atribut, kampanye, yel-yel, bendera dan lainnya yang berkaitan dengan HTI.
Baca: Ini Alasan GP Ansor Minta Polisi Pertimbangkan Ceramah UAS
Selain itu meminta Polri untuk memastikan dalam kegiatan ceramah UAS terdapat bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam surat pernyatan sikap, GP Ansor juga berkomitmen untuk menjaga kondusifitas daerah dan berbagai ideologi yang merongrong keutuhan NKRI. Surat tersebut pun diharapkan menjadi pengingat di setiap agenda kegiatan ceramah UAS khususnya di Jawa Tengah.
Lebih dari itu, Mujjiburohman mengatakan, munculnya ketidaksesuaian pada kegiatan ceramah UAS lantaran adanya manajemen UAS yang menggunankan atribut dengan simbol-simbol seperti simbol HTI. “Diindikasikan begitu, karena krunya itu menggungakan simbol-simbol HTI, lafaz laillahaillallah itu memang betul yang tertinggi dalam agama. Ini akan menjadi bahan gorengan dikira kita tak menghormati lafaz tersebut, tapi kalau sudah menjadi bendera sudah beda lagi,” katanya.
Mujiburrohman pun sependapat dengan GP Ansor pusat terkait sejumlah ceramah UAS yang terdapat ajakan-ajakan untuk menegakan khilafah. Hingga adanya ceramah UAS yang dinilai GP Ansor mencibir salah satu tokoh syuriah PBNU serta terkesan mengajak warga NU untuk melawan kepengurusan PBNU yang sah dengan mengikuti tokoh NU tertentu.
Kendati demikian, ia menegaskan GP Ansor Jateng tak pernah melakukan pelarangan terhadap ceramah UAS bahkan mengancam dan mengintimidasi alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir itu. Mujib berpendapat agar UAS melapor kepada polisi jika merasa ada ancaman dan intimidasi yang ditujukan kepadanya.
“Ansor itu didirikan 11 tahun sebelum Indonesia merdeka itu salah satu tujuannya untuk dakwah Islam ahlisunnah wal jamaah nahdiyah. Maka ketika ada dakwah, rasanya tak mungkin sekali di haling-halangi di larang, di persekusi,” tuturnya.
UAS terpaksa membatalkan jadwal ceramahnya di sejumlah daerah di antarnya di Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta setelah mendapatkan ancaman dan intimidasi. UAS rencananya akan berceramah di beberapa kota pada September hingga Desember mendatang.
Pada bulan ini, UAS memiliki jadwal berceraah di Malang, Solo, Boyolali, Jombang dan Kediri. Pada Oktober UAS pun berencana akan berceramah di DI Yogyakarta. Sedang di akhir tahun, alumni Al Azhar (Mesir) itu rencananya akan berdakwah dengan Ustaz Zulfikar di Jawa Timur.