Rabu 05 Sep 2018 15:26 WIB

KB PII Khawatir Situasi Negara Sejak Masuk September

KB PII Priahatin di tengah kesulitan ekonomi ada yang mulai bermain isu ideologi.

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Ketua Umum KB PII Nasrullah Laranda.
Foto: KB PII
Ketua Umum KB PII Nasrullah Laranda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Nasrullah Larada, mengatakan merasa perihatin denga kehidupan demokrasi Indonesia yang selama ini dijunjung tinggi dan disanjung-sanjung. Persekusi yang menimp Neno Warisman, penghadangan  dan penolakan Ustad Abdul Somad di berbagai daerah, adalah satu sisi dari tindakan ekspresif yang sangat memalukan dan menurunkan derajat nilai-nilai Pancasila.

''Kami merasa aneh, kok memasuki bulan September, situasinya panas dan ekpresinya mirip yang terjadi pada bulan September 1965 dulu. KB PII punya pengalaman pahit dan entah mengapa bayangan itu muncul kembali. Dulu terjadi krisis ekonomi dan bercampur politik. Saat itu PII ada posisi terjepit dan jadi korban pertarungan politik dan ideologi. Nah, sekarang kami bertanya apakah akan berulang?,'' kata Nasrullah Larada, di Jakarta, Rabu (5/9).

Menurut Nasrul, yang paling menyedihkan di tengah kesulitan ekonomi dan menaiknya harga dolar, pada saat sekarang entah pihak mana yang mulai bermain-main isu idelogi. Wacana ini tampak nyata mulai muncul dan anehnya mulai muncul wacana ini semenjak masuk bulan September.  Selain itu mulai ada pihak yang merasa benar sendiri.

''Ada soal syariah Islam, HTI pada satu sisi. Di pihak lain ada wacana komunisme. Pemikiran itu saling bertabrakan. Ini sudah terlihat dalam wacana yang tersebar di media sosial. Semua isu, kami di KB PII cermati akan arahnya ke mana. Tapi kami prihatin,'' ujarnya lagi.

Oleh karena itu, lanjut Nasrullah, pihaknya mengecam keras atas perang propaganda, aksi brutal, preman dan tindakan sadis yg dilakukan oleh pihak manapun. "Jangan bicara NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika jika masih melakukan tindakan tersebut,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement