Selasa 04 Sep 2018 13:48 WIB

Pekerjaan Mulia

Membersihkan masjid merupakan pekerjaan atau amal yang mulia.

Umat Islam saat beribadah di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Umat Islam saat beribadah di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Moch Hisyam

JAKARTA -- Pada dahulu kala, ada seorang wanita berkulit hitam yang tidak terlalu dipedulikan oleh para sahabat karena dia adalah wanita tua yang miskin dan lemah. Namun, kecintaannya kepada agama Allah SWT ia buktikan dengan apa pun yang bisa dia lakukan.

Ummu Mahjan namanya, seorang pembersih masjid yang mendapatkan kemuliaan setelah kematiannya. Hal ini bermula ketika Ummu Mahjan yang hampir setiap hari membersihkan kotoran di sekitar masjid, entah itu hanya daun ataupun kotoran lainnya, akhir-akhir itu tidak terlihat dan hal ini membuat Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat.

Nabi Muhammad SAW bertanya tentang keberadaan Ummu Mahjan sang pembersih masjid yang tidak terlihat, kemudian di antara sahabat menjawabnya "dia telah wafat". Hal itu membuat Rasulullah SAW kemudian menegur para sahabatnya.

Teguran dari Nabi SAW terkait dengan tindakan sahabatnya yang tidak memberitahukan akan kematian sang pembersih masjid itu. Menurut Abu Hurairah RA, saat itu para sahabat seakan menyepelekan orang itu karena dianggap sebagai wanita tua yang tidak terlalu penting kala itu. Namun, hal ini justru membuat Rasul SAW menegur para sahabatnya karena tindakan mereka.

Nabi SAW kemudian meminta sahabatnya untuk mengantarkannya ke kuburan Ummu Mahjan sang pembersih masjid itu. Setelah sampai di sana, Rasulullah SAW kemudian menshalatkannya dan Rasul SAW bersabda di depan para sahabatnya, "Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya." (HR An-Nasa'i). Bahkan, ada hadis lain yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya aku melihat wanita itu berada di surga karena amalnya memunguti kotoran dari masjid".

Kisah di atas, menunjukkan kepada kita bahwa apa yang dilakukan oleh Umu Mahjan merupakan pekerjaan atau amal yang mulia. Hal ini tampak jelas dari sikap Rasulullah SAW kepada wanita yang suka membersihkan masjid itu. Beliau merasa kecewa karena para sahabatnya tidak mengabari kewafatannya, menyalatkannya (shalat ghaib), dan menyaksikan bahwa wanita itu berada di surga. Syekh Abdullah bin Sholih al- Fauzan dalam bukunya al-Fawaid al- Majmu'ah menjelaskan, shalatnya Nabi SAW, atas kuburan orang yang menyapu masjid tersebut, bukti bahwa perbuatan ini adalah amalan yang luhur." (al-Fawaid al-Majmu'ah fi Syarhi Fushulil Adab wa Makaarimil Akhlaq Al-Masyruu'ah, hal. 247).

Membersihkan masjid merupakan pekerjaan atau amal yang mulia. Hal ini dapat kita lihat dari dua hal. Pertama, Masjid merupakan tempat mulia. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan terhadap sesuatu yang mulia akan menjadikan kira terbawa atau menjadi mulia, termasuk dengan membersihkan kotoran yang ada di Masjid sebagai tempat mulia.

Kedua, ketika kita membersihkan masjid akan memberikan banyak manfaat terhadap banyak orang yang beribadah di dalamnya yang menjadikan mereka merasa nyaman, khidmat, dan khuysuk beribadah di dalamnya. Rasulullah SAW menyatakan, sebaik-baiknya manusia itu adalah orang yang memberikan banyak manfaat kepada banyak orang.

Untuk itu, jika kita mendapati kotoran di masjid hendaknya kita membersihkannya. Jangan sampai punya pikiran bahwa tugas membersihkan masjid adalah tugas pengurus atau ta'mir masjid sebab pada hakikatnya masjid itu merupakan milik kaum Muslimin dan membersihkan kotoran yang ada di dalamnya merupakan pekerjaan atau amal yang mulia. Wallahua'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement